Senin, 09 September 2013

Mengeluh memperpendek umur

Menikmati hidup tak hanya membuat Anda bahagia tetapi juga memperpanjang umur lho.


Menurut penelitian University College London (UCL) menikmati hidup menjadi cara terbaik untuk mencegah risiko gangguan kesehatan.

Dalam risetnya, peneliti menemukan orang yang bisa menikmati hidupnya cenderung hidup lebih lama, yaitu hingga 9-10 tahun kedepan, dibandingkan mereka yang sering mengeluh.

Artinya, kesehatan yang buruk di masa depan bisa diprediksi melalui keadaan pikiran seseorang.

Menurut pemimpin penelitian Prof. Andrew Steptoe, orang yang bahagia dalam hidupnya lebih cenderung peduli terhadap dirinya sendiri. Inilah yang membuat mereka lebih sehat dan tidak stres.

Selain itu, orang yang selalu berpikiran positif cenderung jarang depresi, memiliki daya tahan tubuh baik, dan lebih sering melakukan gaya hidup sehat, seperti rajin olahraga, tidak merokok dan konsumsi makanan sehat.

"Perbedaan antara orang-orang yang menikmati hidup dengan yang tidak sangat terlihat. Orang yang kurang menikmati hidup biasanya berusia tiga kali lebih pendek," ungkap juru bicara penelitian.

Minggu, 08 September 2013

Amalan Ibu Hamil; Agar melahirkan Generasi Robbani

Nikmat yang Allah berikan kepada seorang perempuan sungguh luar biasa, Allah memberikan talenta majemuk kepada seorang perempuan atau berperan ganda dalam hidup.
Nikmat ketika perempuan berperan menjadi hamba Allah, mendirikan sholat, puasa, sedekah dan berusaha menjaga iffah (kehormatan) dan izzahnya (harga diri). Kemudian nikmat saat Allah mempertemukan ia dengan jodohnya (suami) dan menikah kemudian Ia berperan sebagai istri, melayani suami sepenuh hati karena Allah, agar semua yang ia lakukan bernilai ibadah. Dan nikmat yang tak kalah luar biasanya adalah ketika Allah memberikan kepercayaan kepadanya mengandung (hamil). Salah satu peran berat yang harus dilalui perempuan adalah saat ia hamil. Perempuan harus mengandung selama 9 bulan, membawa janin mulai dari ons sampai kilo di dalam perut, ketika tidur ia serba salah, miring salah, terlentang salah, tengkurap apalagi..masya Allah. Kemudian ibu melahirkan dengan taruhan nyawa. Maka layaklah jika syurga itu berada dibawah telapak kaki ibu, subhanallaah.
Agar nikmat hamil itu tidak berlalu begitu saja, berlalu tanpa makna Ilahiah, maka sudah selayaknya seorang ibu mempunyai ilmu tentangnya . Melakukan sesuatu karena ilmu bukan karena pamali, bumali, bimali, kamali dan mali-mali lainnya.
Dan lahirnya seorang anak yang sholih, tidak terlepas dari peran ibu ketika ia mengandung. Apa saja yang harus dilakukan ibu selama mengandung?. Berikut ini adalah amalan yang sebaiknya dilakukan ketika ibu mengandung agar anak yang dilahirkan menjadi anak yang sholih. Aamiin, insya Allah.
  1. Perbanyak bersyukur, bersyukur kepada Allah atas kehamilan yang diberikan. Bersyukur tidak hanya dengan ucapan tapi juga perbuatan. Menjaga kandungan dengan baik itupun bagian dari sebuah kesyukuran kita. Karena apabila bersyukur Allah akan menambahkan nikmat kepada kita, dan tambahan nikmat itu adalah anak yang sholih yang kelak akan lahir dari rahim yang Allah titipkan kepada kita.
  2. Perbanyak doa. Berdoalah untuk sang jabang bayi. Walau ia belum lahir ia dapat merasakan doa-doa yang dipanjatkan ibu dan ayahnya. Berdoalah dengan khusyu, bisa menggunakan bahasa Arab atau bahasa Indonesia, yang penting kita mengerti doa yang kita panjatkan. Jangan sampai doa yang sudah panjang lebar kita panjatkan tetapi tidak tahu artinya. Ada banyak doa yang Rasulullah SAW ajarkan kepada kita, salah satunya ada dalam Qur’an Surat As-Shofat ayat 11. “Robbi habli minashsholihin” Ya Allah berikanlah kami anak yang sholih.
  3. Didik anak walau ia masih dalam kandungan. Pun ia belum lahir kedunia, pendidikan dalam islam dimulai ketika anak berada dalam kandungan. Ajak janin berbicara, membaca al-qur’an, memperdengarkan murotal al-qur’an, sering mengikuti kajian keislaman dan kebaikan lainnya. Selain itu perilaku orang tua (ayah dan ibu) ketika ibu mengandung akan berpengaruh besar pada janin. Memperbagus ibadah akan memberikan pengaruh positif pada janin. Subhanallah.
  4. Jaga emosi. Emosi ibu ketika mengandung berpengaruh juga pada janin. Maka, hendaklah ibu menjaga emosinya. Berusaha untuk selalu sabar, tidak mudah marah dan menjaga lisan, tidak mengeluarkan kata-kata kotor. Karena janin pun dapat merasakan emosi ibu yang sedang marah, mengumpat dan perbuatan buruk lainnya, naudzubillaah..
  5. Memperhatikan asupan makanan. Dalam Q.S Al-Baqoroh ayat 168 Allah berfirman, “Wahai manusia makanlah makanan yang ada di bumi yang halal lagi baik.” Berikan makanan yang halal kepada janin. Jangan sampai ada makanan haram masuk kedalam perut ibu, karena kehalalan rizki juga akan berpengaruh bagi janin. Makanlah makanan yang halal, baik dan bergizi, agar janin tetap sehat.
  6. Periksakan kandungan. Wajib bagi ibu yang sedang mengandung untuk memeriksakan kandungannya ke dokter atau bidan agar ia mengetahui bagaimana kondisi janin. Tak segan untuk meminta saran dokter atau bidan untuk kebaikan kandungannya.
  7. Kehalalan rizki. Perhatikan kehalalan apapun yang kita pakai dan makan. Jika ada yang subhat, lebih baik ditinggalkan. Pilih barang atau makanan yang sudah jelas kehalalannya.
Semoga amalan di atas manfaat bagi para ibu hamil, agar kelak generasi berikutnya menjadi anak yang sholih-sholiha dan negeri ini akan dipenuhi oleh generasi Robbani, Qur’ani.. aamiin.

Wallaahu’alam bisshowab..

Tujuh Amalan Sunnah Harian

Kita semua menyadari bahwa HIDUP INI HANYALAH SESAAT. Dan kita akan HIDUP SELAMANYA DI AKHIRAT kelak. Keadaan inilah yang membangun ’semangat berjibaku’ agar kita semua MENGELOLA HIDUP yang sesaat ini untuk kebahagiaan selama-lamanya di akhirat, kelak.
Tidaklah heran, mengapa orang Mukmin semakin hari semakin bertakwa. Karena merekan tahu dan sadar bahwa SEMAKIN HARI SEMAKIN DEKAT PERJUMPAAN DENGAN ALLAH SWT. Sehingga hari-harinya dilalui dengan kesibukan untuk MEMPERBAIKI DIRI dalam kebaikan.
Salah satu usahanya adalah melahirkan perbaikan dan kebaikan dengan MENGAMALKAN SUNNAH HARIAN Rasulullah SAW.
Rekan-rekan se-iman, marilah kita menghentikan sejenak aktifitas kita sehari-hari yang menyibukkan diri, agar kita dapat sejenak waktu untuk BERHENTI, BERPIKIR, MERENUNG dan MENCONTOH teladan kita semua RASULULLAH SAW, melalui serial Artikel singkat ” 7 Sunnah Harian NABI SAW ”, agar menjadikan hidup kita lebih bermakna, untuk mempersiapkan diri kita dalam menghadapi sisa-sisa kehidupan kita.
1. Shalat Tahajud
Kita semua mengetahui, bahwa Shalat Tahajud adalah SHALAT TERAMAT PENTING SETELAH SHALAT FARDHU (wajib) lima waktu. Karena dengan shalat Tahajud Allah SWT akan MENGANGKAT DERAJAT kehidupan manusia.
Shalat Tahajud dilakukan diwaktu malam (setelah tidur) karena disaat malam-sunyi tersebut melakukan shalat akan LEBIH KHUSYUK dan bacaan di waktu tsb LEBIH BERKESAN.
Al-Isra : 79 ”Dan dari sebagian malam hendaklah engkau bangun (tahajud), sebagai AMALAN TAMBAHAN untukmu. Semoga Tuhanmu mengangkat (derajatmu) ke tempat terpuji”.
Abu Huraira R.A meriwayatkan RASULULLAH SAW bersabda :”Tuhan kita turun SETIAP MALAM ke langit dunia pada SEPERTIGA MALAM terakhir, dan berfirman – Siapa yang BERDOA kepada-Ku PASTI AKU KABULKAN, siapa yang MEMOHON kepada-Ku PASTI AKU BERI, dan siapa yang MEMOHON AMPUN kepada-Ku, PASTI AKU AMPUNI !” (HR. Al-Jama’ah).
Amr bin Al-Ash meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda :
”Sedekat-dekat hamba kepada Allah SWT adalah PADA TENGAH MALAM TERAKHIR. Apabila engkau bisa termasuk golongan orang BERDZIKIR mengingat Allah SWT pada saat itu, maka lakukanlah ” (HR. Al-Hakim).
Salman Al-Farisi meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda :
”Kerjakanlah shalat malam, sebab itu adalah KEBIASAAN ORANG SHALEH sebelum kamu, JALAN MENDEKATKAN DIRI kepada Tuhan, PENEBUS KEJELEKAN, PENCEGAH DOSA, serta PENGHALAU SAKIT ”.
Subhanallah ! Demikian besarnya keutamaan Shalat Tahajud. Marilah kita mulai rutin lakukan !
Pelaksanaan :
- Shalat malam sebaiknya DILAKUKAN DI RUMAH, bukan di Masjid.
- Bacaan shalat malam BOLEH NYARING dan juga BOLEH PELAN.
- Jumlah rakaatnya MINIMAL 2 rakaat, 4, 8, dst, tidak terbatas.
- Diakhiri dengan SHALAT SUNNAH WITIR 3 rakaat, ganjil.
2. Membaca & Mempelajari AL-QUR’AN
Rekan Muslim, terjadinya berbagai masalah kompleks dalam kehidupan pribadi, keluarga, organisasi, perusahaan dan bernegara, terjadinya karena semua bersumber kepada AL-QUR’AN TIDAK DIJADIKAN SEBAGAI PETUNJUK dan PEDOMAN HIDUP.
Kinilah saatnya kita ”kembali untuk mendalami” kitab yang bersumber dari Allah SWT! (bukan karangan manusia !) tersebut.
Al-Qur’an sebaiknya dipelajari secara SISTEMATIS, diungkap maknanya, digali kandungannya dan isinya sebagai PEDOMAN HIDUP. Bahkan secara transendental-psikologis, Al-Qur’an harus didekati secara emosional, MELIBATKAN PERASAAN dalam upaya menyelami makna terdalam dan hikmah tertinggi yang dimiliki.
”Dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah SWT yang maha Pemurah kepada mereka, mereka MENYUNGKUR, BERSUJUD dan MENANGIS” (QS. Maryam : 58)
HR.Tirmidzi :
”Al-Quran adalah kitab Allah SWT yang berisi SEJARAH UMAT sebelum kamu, BERITA UMAT sesudahmu, kitab yang MEMUTUSKAN/menyelesaikan urusan di antara kamu, yang nilainya bersifat PASTI & ABSOLUT. Siapa saja yang durhaka ”meninggalkannya” pasti Allah SWT akan ”memusuhinya”. Siapa yang MENCARI PETUNJUK SELAIN AL-QUR’AN, PASTI AKAN TERSESAT. Al-Qur’an adalah tali Allah yang sangat kuat, PERINGATAN YANG BIJAKSANA dan JALAN YANG SANGAT LURUS”.
Langkah yang sebaiknya kita lakukan adalah dengan :
- Membacanya
- Mencatatnya
- Menghafalnya
- Memahaminya
- Mengamalkannya
Perlu diingat, bahwa Al-Qur’an baru terbukti menjadi petunjuk ketika ada KENYATAAN DALAM PRAKTEK KEHIDUPAN kita. Agar pendalaman Al-Qur’an yang kita lakukan semakin berimplikasi positif bagi kita dan manusia secara umum, maka dalam MENGEKSPLOITASI isi, kisah, hikmah Al-Qur’an seharusnya kita belajar kepada para ulama yang sudah lebih awal dan lebih panjang menadaburi Al-Qur’an termasuk sejumlah tafsir dan karya tulis.
Sedemikian pentingnya sebuah kandungan makna/isi Al-Qur’an, sampai Allah SWT berfirman :
”Kalau sekiranya kami turunkan Al-Qur’an kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya TUNDUK TERPECAH-PECAH disebabkan TAKUT KEPADA ALLAH SWT. Perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka BERPIKIR ! ” (QS. Al-Hasyr : 21)
3. Shalat Shubuh Berjamaah di Masjid
Rasulullah SAW menyampaikan sebuah hadits di hadapan para sahabatnya, ketika menanyakan salah seorang jamaahnya tidak terlihat dalam shaf shubuh berkali-kali :
”Sungguh, shalat yang PALING BERAT BAGI ORANG MUNAFIK, adalah shalat Isya dan SHALAT SHUBUH. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, mereka pasti mendatangani keduanya, SEKALIPUN DENGAN MERANGKAK ” (HR. Bukhari-Muslim).
Banyak ulama hadits menilai tentang penjelasan hadits ini, di antaranya bahwa untuk menilai seseorang apakah sungguh-SUNGGUH BERIMAN atau malah MUNAFIK, maka dapat dilihat shalat shubuhnya.
Shalat Shubuh merupakan satu di antara shalat wajib 5-waktu yang mempunyai KEKHUSUS-AN dan memiliki KEUTAMAAN yang luar biasa.
1.Merupakan SHALAT PALING UTAMA yang diwajibkan pada kaum Muslimin. (merupakan shalat yang sejak awal disyariatkan tetap 2-rakaat).
2.ADZAN shubuh berbeda dengan adzan shalat wajib lainnya, dengan menambahkan ’Ash-shaltu khairum minan naum’ – ”shalat itu lebih baik dari tidur, sebanyak 2 kali”.
3. Rasulullah SAW memberikan DOA KHUSUS setelah shalat shubuh, yang berbeda dengan shalat lain. Doa ini sebagai tambahan ’wirid’ penutup shalat.
Diriwayatkan oleh Abu Dzar RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda :
”Siapa mengatakan setelah shalat shubuh, SEBELUM MENINGGALKAN TEMPAT DUDUKNYA dan BERBICARA SEDIKITPUN – La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yuhyi wa yumitu wahuwa ala kulli sya in qadir – sebanyak 10X, maka akan ditulis baginya 10 kebaikan, dihapus 10 kesalahan dan diangkat derajatnya 10 kali lebih tinggi. Satu hari penuh ia terlindungi dari suatu yg tidak disukai, terlindungi dari syetan, tidak ada dosa yang pantas dianggap sebagai dosa, kecuali syirik ” (HR.Tirmidzi).
Rasulullah SAW pernah menasehati Muslim bin harits : ” Jika kamu shalat shubuh, maka bacalah sebelum kamu berbicara – Allahumma ajirni minannar (Ya ALLAH lindungilah aku dari api neraka) – sebanyak 7X, maka jika kamu mati hari itu, ALLAH akan menjauhkanmu dari api neraka ” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i).
4. Rasulullah SAW selalu MENYURUH MEMENDEKKAN BACAAN shalat, KECUALI SHALAT SHUBUH !Abu Barzah Al-Islami meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pada shalat shubuh membaca 60 sampai 100 ayat …..sampai sebentar lagi matahari terbit (HR. Muslim).
5. Rasulullah SAW mempunyai BACAAN KHUSUS SHALAT SHUBUH di HARI JUMAT ! Abu Huraira meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW membaca pada rakaat pertama SURAH AS-SAJADAH dan rakaat kedua SURAH AL-INSAN. Keistimewaan ini tidak terjadi pada shalat wajib lainnya !
6. Shalat shubuh TIDAK BISA DI-QASAR dan DIJAMAK !
Seperti yang juga kita pahami dari beberapa hadits, pada saat shalat shubuh inilah pergantiang malam dan siang dimulai. Pada saat itu pula MALAIKAT MALAM dan SIANG BERKUMPUL dan BERGANTI TUGAS.
”SHALAT BERJAMAAH LEBIH UTAMA dari shalat sendirian sebanyak 25 kali lipat. Malaikat penjaga malam dan siang BERKUMPUL PADA SHALAT SHUBUH” (HR. Bukhari).
ALLAH SWT berfirman : ”Dan dirikanlah SHALAT SHUBUH. Sungguh, shalat shubuh itu DISAKSIKAN OLEH PARA MALAIKAT” (QS. Al-Isra : 78).
Ada lagi hal utama dalam shalat shubuh, adalah – DUA RAKAAT SHALAT FAJAR (shalat sunah sebelum atau qabliyah shubuh) yang LEBIH BAIK DARI DUNIA & SEISINYA (HR. Muslim).
Rasulullah SAW mengistimewakan shalat ini dengan menggambarkan bahwa : ”Seandainya dunia dan seisinya ini adalah sebuah kebaikan, maka JAUH LEBIH BAIK 2 RAKAAT SHALAT FAJAR YANG KITA KERJAKAN” !
Selain itu pula, SHALAT SHUBUH BERJAMAAH DI MASJID bisa menjadi PENERANG PADA HARI KIAMAT KELAK, seperti yg disabdakan Rasulullah SAW : ”Berilah kabar gembira bagi orang-orang YANG BERJALAN DI KEGELAPAN MENUJU MASJID (untuk mengerjakan shalat shubuh) DENGAN CAHAYA YANG TERANG-BENDERANG (pertolongan) PADA HARI KIAMAT ! ” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibn Majah).
Dari semua pengetahuan kita tentang keutamaan SHALAT SHUBUH BERJAMAAH DI MASJID INI, kesombongan apalagi pada diri kita yang akan menghalangi untuk menjalankannya ?
4. Melakukan SHALAT DHUHA
”Wahai anak Adam, cukupilah aku dengan melakukan EMPAT RAKAAT SHALAT DHUHA pada pagi hari, maka aku akan MENCUKUPI KEBUTUHANMU pada akhir hayatmu” (HR Ahmad & Abu Ya’la).
Beliau berwasiat kepadaku tentang 3 hal, yang sejak itu aku TIDAK PERNAH MENINGGALKANNYA :
Pertama – Hendaknya aku tidak tidur sebelum mengerjakan SHALAT WITIR
Kedua – Hendaknya aku tidak meninggalkan dua rakaat SHALAT DHUHA (karena shalat DHUHA adalah shalatnya ’awwabin’-orang yg bertobat kepada ALLAH SWT serta meninggalkan maksiat)
Ketiga – Hendaknya aku BERPUASA 3 HARI setiap bulan – (HR. Tirmidzi dan Nasa’i)
Salah satu makna fungsional shalat DHUHA adalah agar pelakunya MENDAPATKAN REZEKI dan DIJAUHKAN DARI KEMISKINAN : ”Shalat DHUHA itu mendatangkan rezeki dan menolak kemiskinan, dan tidak ada yang memelihara shalat kecuali orang-orang bertobat” (HR. Tirmidzi)
”Siapa yang mengerjakan shalat DHUHA 2 rakaat – dia TIDAK AKAN dicatat dalam kelompok orang-orang yang LUPA. Siapa yang mengerjakan shalat DHUHA 4 rakaat – dia dicatat dalam kelompok orang-orang yang AHLI IBADAH. Siapa yang mengerjakan shalat DHUHA 6 rakaat – pada hari itu segala kebutuhannya DICUKUPI oleh ALLAH SWT. Siapa yang mengerjakan shalat DHUHA 8 rakaat – maka ALLAH SWT mencatatnya termasuk golongan yang TUNDUK dan menghabiskan waktunya untuk BERIBADAH. Dan, siapa yang mengerjakan shalat DHUHA 12 rakaat – maka ALLAH SWT membangunkan baginya sebuah ISTANA INDAH DALAM SURGA.Tidak ada dalam sehari-semalam kecuali ALLAH SWT pasti MEMBERIKAN ANUGERAH serta SEDEKAH kepada hambaNYA” (HR. Thabrani dan Abu Daud).
Subhanallah !
5. BERSEDEKAH
Maha suci ALLAH SWT, ZAT yang telah membersihkan hati orang-orang beriman dari sifat angkuh dan serakah. ALLAH SWT lah yang menyelipkan ke sanubari orang beriman perasaan iba, simpati sekaligus empati kepada orang-orang yang lemah dan membutuhakan bantuan, melalui bersedekah.
Bersedekah tidak harus besar, yang penting dengan KEIKHLASAN.
Kita bersedekah TIDAK MENGHARAPKAN BALASAN dari orang yang kita bantu. Kita harus yakin ALLAH SWT lah yang akan membalas.
”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yg luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang MENAFKAHKAN (HARTANYA) DI WAKTU LAPANG & DI WAKTU SEMPIT, dan orang-orang yg menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. ALLAH menyukai orang-orang yang berbuat baik ” (QS. Ali Imran : 133-134)
” Perbandingan (balasan atau pahala) bagi orang-orang yg MEMBELANJAKAN HARTANYA DI JALAN ALLAH seperti satu biji yg menumbuhkan tujuh cabang, di setiap cabang menjuntai seratus buah, dan ALLAH akan menggandakan (pahala) kepada siapa yang Dia kehendaki, dan ALLAH itu luas (pemberian-Nya) lagi sangat mengetahui ” (QS. Al-Baqarah : 261)
”Siapa yang MEMBANTU MENYELESAIKAN KESUSAHAN SESEORANG di dunia (lebih-lebih lagi saudara sesama Muslim), ALLAH PASTI MEMBANTU MENYELESAIKAN KESUSAHANNYA DI DUNIA dan AKHIRAT ” (HR. Bukhari).
Berkah sedekah bisa sirna jika orang yang bersedekah MENGUNGKIT-UNGKIT dan SELALU MENYEBUT-NYEBUT sedekah itu di depan umum.
Sedekah dapat MEMADAMKAN MURKA ALLAH SWT
Sedekah dapat MEMELIHARA MANUSIA DARI KEJAHATAN
Siapakah yang DIUTAMAKAN UNTUK DIBERI SEDEKAH ?
1- ANAK YATIM, karena sebelum dewasa anak yatim belum dapat mandiri. Mereka adalah TITIPAN ALLAH SWT kepada hamba lainnya yang mampu.
2- FAKIR MISKIN, yang perlu dibantu agar dapat diberdayakan agar mandiri.
3- JANDA dan LANSIA, karena kehilangan tulang punggung pencari nafkahnya, serta kehilangan masa produktifnya.
4- YANG TERLILIT HUTANG
5- YANG TERKENA MUSIBAH
6. SELALU DALAM KEADAAN BERWUDHU
Banyak hadits yang sangat menganjurkan untuk TETAP BERWUDHU WALAUPUN TIDAK HENDAK MENDIRIKAN SHALAT.
Berdasarkan sunnah tsb, mulai generasi sahabat hingga orang-orang shaleh, senantiasa mereka MENJAGA WUDHU DALAM SEGALA AKTIFITAS, baik dalam perjalanan, membaca Al-Qur’an, menuntut ilmu, dalam bekerja, ketika hendak tidur, termasuk sebelum & sesudah berhubungan suami-istri.
BERWUDHU BUKAN HANYA DISAAT MENGHADAP ALLAH SWT dalam shalat, tapi juga ketika akan tidur – BERADA DALAM KESUCIAN.
ALLAH SWT berfirman : ”Sungguh, ALLAH menyukai orang-orang yg bertobat dan mereka yang MENYUCIKAN DIRI” (QS. Al-Baqarah : 222).
Abu Hurairah meriwayatkan RASULULLAH SAW, bersabda :
”Pada hari kiamat, karena bekas wudhunya (yang bercahaya). Siapa ingin memanjangkan ghurram-nya silakan lakukan” (HR. Bukhari).
”Siapa yang BERWUDHU (untuk mendapatkan) KESUCIAN, maka ALLAH akan MENETAPKAN BAGINYA DENGAN SEPULUH KEBAIKAN” (HR. Abu Daud)
”Seseorang senantiasa DIANGGAP SEPERTI DALAM KEADAAN SHALAT, asal dia tidak berhadas (= buang angin)” (HR. Bukhari)
7. SELALU BERDZIKIR
Dzikrullah memiliki daya hidup. Menghidupkan dan menyemangati jiwa yang rapuh, melapangkan jiwa yang sempit serta membangkitkan keyakinan bagi yang mengalami kelelahan dalam menjalani kehidupan.
DZIKIR yang UTAMA :
* La ilaha illallah wahdahu la syarika lah. Lahul mulku wa lahu hamdu wa huwa ’ala kulli syay’in qadir
* Subhanallah wal hamdu lillah wa ilaha illallah wallahu akbar
* Subhanallah wa bihamdihi
* Subhanallahi wa bihamdihi, subhanallahil azhim
* (surah Al-Fatihah)
Rasulullah SAW bersabda : ”Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berdzikir, seperti ORANG YG HIDUP dan ORANG YG MATI” (HR. Bukhari)
”Dan laki-laki yang BANYAK MENYEBUT (MENGINGAT) ALLAH disertai dengan perempuan yang banyak menyebut Allah, maka Allah telah menyediakan untuk mereka AMPUNAN & PAHALA YG BESAR ” (QS. Al-Ahzab : 35)
”Maka apabila kami telah menyelesaikan shalat, INGATLAH DI WAKTU BERDIRI, DUDUK maupun BERBARING ….” (QS. An-Nisa : 103)
”Karena itu, INGATLAH KALIAN PADA-KU, niscaya Aku pun akan ingat pada kalian…” (QS. Al-Baqarah : 152)
”INGATLAH TUHANMU SEBANYAK-BANYAKNYA dan BERTASBIHLAH dengan memuji Tuhanmu di waktu petang dan pagi ” (QS. Ali-Imran : 41)
Pribadi yang BERDZIKIR :
Setiap KALAMNYA adalah DAKWAH
Setiap DIAMNYA adalah DZIKIR
Setiap NAPASNYA adalah TASBIH
Setiap PANDANGAN MATANYA adalah RAHMAT
Setiap SUARA TELINGANYA selalu TERJAGA
Setiap PIKIRANNYA adalah BAIK SANGKA
Setiap GERAK HATINYA adalah DOA
Setiap SENTUHAN TANGANNYA adalah SEDEKAH
Setiap LANGKAH KAKINYA adalah JIHAD
Kekuatannya adalah SILATURAHMI
Kesibukannya adalah ASYIK MEMPERBAIKI DIRI
Kerinduannya adalah TEGAKNYA SYARIAT ALLAH SWT
Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah.AMIN.
Wallahu a’lam bishawab.
Subhanaka Allahumma Wabihamdika Asyhadu Alla illaha illa Anta Astaghfiruka Wa Atubu ilaik.

Sabtu, 07 September 2013

Generasi Qur`ani

Suatu hari seorang pemuda berjalan di sebuah desa yang sangat asri, dihiasi oleh banyak pepohonan, udara yang penuh dengan kesejukan, dan sungai-sungai yang mengalir begitu jernihnya. Sebuah perjalanan biasanya kebanyakan orang membawa cukup perbekalan baik uang, atau makanan minuman dansebagainya. Namun berbeda dengan pemuda ini, bukan karena lupa membawa perbekalan namun ketiadaanya yang membuat pemuda ini tidak membawa apa-apa.

Perjalanan yang cukup melelahkan membuat pemuda ini merasakan dahaga dan lapar, wajarlah karena memang pemuda ini seorang manusia biasa bukan malaikat. Singkat cerita pemuda ini melihat ada satu buah yang jatuh dari pohonnya, dengan semangat dan tanpa berfikir panjang, apakah buah itu kotor atau setengah kotor dia tak peduli dengan hal itu langsung saja pemuda ini mengejar dengan rasa riang dan bahagia. Ia pun mendapatkannya dengan mudah, dicuci lalu dimakannya setelah membaca basmalah, ia pun menghilangkan dahaga hausnya dengan meminum seteguk air sungai yang segar.

Setelah pemuda ini baru saja memakan setengah dari buahnya lalu tiba-tiba terbesitlah ia, bahwa sesungguhnya darimanakah buah itu berasal? Orang yang bertakwa kepada Allah, jika digoda dengan syetan akan cepat mengingat Allah SWT.

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya”.(QS Al A’raf: 201).

Subhanallah. Lalu pemuda ini menelusuri pohon yang kira-kira dari manakah buah ini berasal, tidak mungkin buah ini datang begitu saja, pasti berasal dari sebuah pohon. Akhirnya pemuda ini menemukan pohon tersebut. Dengan rasa yang sangat takut, karena merasa memakan makanan yang bukan miliknya, seperti takutnya sahabat Abu Bakar radiyallahu an’hu takkala tahu makanan yang dimakan itu tidak halal, ia segera memasukkan jari ke mulutnya dan memuntahkan semua makananannya. (HR Bukhari).

Kemudian pemuda ini memberanikan diri untuk masuk ke salah satu rumah penduduk yang diduga pemilik pohon tersebut. Lalu dengan nada suara yang lembut, pemuda ini mengucapkan salam. Setelah berbicara panjang, apa yang ditanyakan oleh pemuda ini dibetulkan oleh pejaga rumah lalu ia pun mendatangi pemilik pohon itu. Pemuda ini kemudian meminta maaf kepada pemilik pohon karena sudah memakan buahnya tanpa seizinnya meskipun bukan maksud mengambilnya, namun karena keadaan spontan dan juga karena ditemukan di tanah.

Pemilik pohon ini, didalam hatinya merasa terkagum-kagum dengan perilaku yang dilakukan pemuda tersebut. Walaupun pemuda ini sudah meminta maaf, namun pemilik kebun tak semudah itu memaafkannya, dikarenakan pemilik kebun merasa ada sesuatu yang beda dengan pemuda ini. Tidak sembarang pemuda, yang ini sangat berbeda dengan pemuda-pemuda lain. Selanjutnya sang pemilik pohon mau memaafkan kesalahannya asalkan dengan satu syarat. Syaratnya adalah jika pemuda ini sanggup maka akan dimaafkan segela kesalahannya. Tanpa berfikir panjang pemuda ini mengiyakannya, karena takutnya kepada Allah SWT (QS An-Nisa: 29).

Namun ternyata syarat yang diajukan ini sangat mengejutkan, karena syaratnya adalah pemilik pohon menginginkan pemuda ini menikahi putrinya. Dengan rasa berat namun dilandasi keimanan yang kokoh, pemuda ini pun mengiyakan syarat tersebut. Selanjutnya pemilik pohon menceritakan singkat profil putrinya ini. Bahwasanya putrinya ini mempunyai mata yang buta, mulut bisu, telinga tuli dan lumpuh. Hal ini sempat menggegerkan kembali hati pemuda tersebut, namun dengan iman yang mantap ia pun mengiyakan itu semua. Lalu terjadilah akad pernikahan. Sesudah pernikahan usai, pemuda ini dipersilahkan masuk menemui istrinya.

Sewaktu pemuda ini hendak masuk ke kamar pengantin, dia berpikir akan tetap mengucapkan salam walaupun istrinya tuli dan bisu, karena ia menyakini bahwa malaikat tentu tidak tuli dan bisu. Maka pemuda inipun mengucapkan salam, tak disangka putri yang ada dihadapannya itu menjawab salamnya. Bahkan ketika pemuda ini masuk dan menghampiri putri itu, dia pun mengulurkan tangannya. Pemuda ini terkejut karena putri yang kini menjadi istrinya itu menyambut uluran tangannya.

Pemuda ini berkata dalam hatinya, bapak pemilik pohon itu berkata bahwa putrinya itu tuli dan bisu tetapi mengapa putrinya menyambut salamku? Berarti putri yang ada dihadapannya dapat mendengar dengan baik dan tidak bisu. Kemudian bapak itu juga mengatakan bahwa putrinya buta dan lumpuh tetapi mengapa putrinya menyambut kedatangannya dengan ramah dan mesra? Pemuda ini berpikir sejenak, mengapa bapaknya menyampaikan berita-berita yang bertentangan dengan keadaan sebenarnya?

Setelah pemuda ini duduk di kamar putrinya itu, dia bertanya kepada putri itu, bapakmu mengatakan kepadaku bahwa engkau buta, mengapa demikian? Putri itu kemudian menjawab,"bapakku benar, karena aku tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah SWT".

Kemudian pemuda ini bertanya lagi, bapakmu juga mengatakan bahwa engkau tuli. Mengapa demikian? Putri itu menjawab,"Bapakku benar, karena aku tidak pernah mau mendengar berita dan cerita orang yang tidak membuat ridha Allah SWT."

Bapakmu juga menceritakan kepadaku bahwa kamu bisu dan lumpuh? Mengapa demikian? Putri itupun kembali menjawab, "Aku dikatakan bisu karena dalam banyak hal aku hanya menggunakan lidahku untuk menyebut asma Allah SWT saja. Aku juga dikatakan lumpuh karena kakiku tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang bisa menimbulkan kegusaran Allah SWT." Subhanallah..

Pemuda ini pun merasa sangat bahagia, karena mendapatkan istri yang ternyata sangat salehah dan putri yang selalu memelihara kehormatan dirinya. Cerita bapak mertuanya ternyata semua itu hanyanlah kiasan semata, Alhamdulillah. Dengan bangganya pemuda ini, ia bercerita perihal tentang istrinya, "Ketika kulihat wajahnya...Subhanallah, Dia bagaikan bulan purnama di malam yang gelap."

Kemudian pemuda saleh dan pemudi salehah itu hidup rukun dan bahagia, keluarga penuh dengan keberkahan, keluarga sakinah-mawaddah-warahmah (QS.Ar-Rum:21). tak lama kemudian mereka dikaruniai seorang putra yang sangat saleh, melahirkan generasi qurani.

Syarat pertama untuk melahirkan generasi qurani adalah mencari makanan yang halal, yang Allah sediakan untuk kita. Bukan saja Halal, tapi juga Thoyyib (QS Al-Maidah: 88).

Sering kita lihat motto salah satu warung makanan, Halalan Thoyyiban, karena jika halal saja tidak cukup, harus thoyyib (baik), karena coba kita lihat kulit duren, bukankah itu halal? Boleh dimakan namun tidak thoyyib, dengan memakan makanan yang halal dan thoyyib, kita dihindarkan dari hal-hal yang diharamkan Allah dalam tubuh kita, maka semakin bersih dan sucilah jiwa kita.

Syarat yang kedua adalah memilih istri yang salehah (QS An-Nisa: 34). Itu pesan yang sangat penting diantara syarat-syarat orang memilih seorang wanita, Rasulullah Saw sangat menganjurkan untuk memilih istri yang salehah, karena dia yang akan membahagiakan kita, serta kita pun sangat beruntung mendapatkannnya (HR Bukhari Muslim).

Syarat yang kedua ini juga sangat menentukan masa depan kita, bukan hanya kebahagiaan di dunia saja melainkan akhirat, jika hanya satu di antara orang tua yang saleh/salehah, maka akan sulit melahirkan generasi qurani, sebagaimana pelajaran dari kisah Nabi Nuh as.

Nabi Nuh as adalah seorang Nabi yang tak diragukan lagi ketaatannya kepada Allah SWT, akan tetapi mempunyai istri yang tidak taat kepada suami dan Allah SWT. Hasilnya anak pun tidak menjadi anak yang saleh/salehah (QS At-Tahriim: 10), yaitu membangkang dan durhaka sehingga istri dan anaknya dibiarkan tenggelam dilautan (QS Hud : 42-43).

Contoh kedua adalah Raja Fir’aun, raja yang sangat beringas, raja yang menuhankan dirinya untuk disembah, yang memerintahkan untuk membunuh seluruh anak kecil laki-laki yang dikhawatirkan akan menumbangkan kerajaannya (QS Al A’raf: 127). Suami yang tidak saleh, tidak taat kepada Allah SWT namun ia memiliki istri yang salehah. Dialah Asiyah, istri raja Fir’aun yang memiliki ketaatan yang begitu baik kepada Allah SWT (QS At-Tahriim: 11).

Ketaatan seorang istri kepada Allah SWT saja tidak cukup, yang tidak dibarengi oleh suami yang saleh. Walhasil, akan sulit melahirkan generasi qurani. Contoh yang terbaik adalah dialah Abul Anbiya, bapak para Nabi, Nabi Ibrahim AS (QS At-Taubah: 114). Mempunyai istri yang salehah, yang taat kepada Allah SWT, taat sekali kepada suaminya. Dengan demikian maka lahirlah generasi qurani, anak yang saleh, yang taat sekali kepada Allah dan orang tuanya, dialah Nabi Ismail AS (QS Ash-Shaffat:99-111).

Contoh terakhir adalah dialah penutup para Nabi, Nabi Muhammad SAW, manusia terbaik, teladan untuk semua manusia (QS Al Ahzab: 21), yang mempunyai istri-istri yang salehah, yang selalu taat kepada Allah SWT dan suaminya. Akhirnya pun mempunyai keturuan yang saleh-salelah, bukan hanya sampai anaknya saja, melainkan ketaatan kepada Allah SWT yang diikuti oleh keturunan-keturunannya, cucu-cucu beliau, Hasan dan Husein. Subhanallah.

Syarat yang ketiga adalah memegang ubun-ubun istri dan mendoa’kannya setelah menikah (HR Abu Dawud, Ibnu Majah), kemudian salat sunnah 2 rakaat sebelum berhubungan suami-istri (HR Ibnu Abi Syaibah dan Thabrani). Kemudian dilanjutkan dengan seringnya kedua orang tua berdoa kepada Allah sebagaimana doa Nabi Ibrahim AS,

"Rabbi hablii minassholihiin”(QS As-Shaffat:100). Insya Allah, anak yang akan lahir nanti akan menjadi pelipur lara, penyejuk mata, bukan hanya anak akan menjadi penyejuk mata, namun di masa yang akan datang ia akan menjadi pemimpin di antara orang bertaqwa (QS Al Furqaan:74).

Syarat yang keempat adalah menghadirkan suasana islami didalam keluarga kita, mendengarkan bacaan Alquran baik melalui kaset, CD, ataupun lainnya. Adapun yang terbaik adalah suara yang dibacakan langsung oleh kedua orangtuanya, sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:"Terangilah rumahmu dengan membaca Alquran dan salat sunnah." (HR Bukhari).

Meluangkan waktu keluarga untuk Alquran, dengan cara membaca, menghafal, mengulang, menghayati, mengamalkan dan memasyarakatkannya. Generasi qurani adalah generasi yang sangat cinta dengan Alquran, akbrabnya dengan Alquran. Oleh sebab itu seseorang yang paling baik, paling pandai bacaan Alqurannya, ia paling layak dan pantas menjadi pemimpin salat (HR Muslim).

Syarat yang kelima adalah selalu menjaga, memelihara anak dari api neraka, bukan hanya menyelamatkan diri kita sendiri, melainkan menyelamatkan juga keluarga dan lingkungan kita (QS-At-Tahriim: 6).

Syarat yang keenam adalah senantiasa membina anak dalam pendidikan yang Islami, baik itu pendidikan umum ataupun syar'i, kejarlah pendidikan dengan setinggi-tingginya, menjadi pakar ataupun guru besar, akan tetapi perlu ditekankan bahwa dengan pendidikan itulah membuat anak kita semakin takut kepada Allah SWT, seperti takutnya kambing akan terkaman serigala (QS Faatir: 28), (HR Bukhari).

Mewariskan yang terbaik untuk anak bukan hanya harta (QS Al-Kahfi: 80-81), namun juga dibarengi dengan ilmu (Ali bin Abi Thalib). Dengan kedua hal itu mampu menjaga anak kita dari miskinnya harta, dan banyaknya keberkahan ilmu. Insya Allah, semoga kita mempunyai keturunan yang saleh salehah, generasi qur’ani, yang cinta kepada AlQur’an dan sunnah. Kelak menjadi pemimpin yang bertaqwa. Sukses dunia-akhirat. Amiiin.

"Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (Al-Furqoon: 74).


Wallahu a’lam Bisshawaab

PENTINGNYA BELAJAR AL-QUR’AN

Al-Qur’an diturunkan Allah kepada Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam dengan perantara malaikat Jibril.  Al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita, wajib kita baca, taddaburi dan kita amalkan. Untuk sampai kepada tingkat pemahaman dan pengamalan Al-Qur’an, tentu saja seseorang harus melalui fase yang pertama,yaitu mempelajari Al-Qur’an. Baik belajar membaca huruf-huruf Al-Qur’an itu sendiri maupun dengan mempelajari maknanya. Itulah sebenarnya yang disebut dengan mengkaji (ngaji, dalam bahasa jawa).
Membaca Al-Qur’an tak sekedar yang penting bisa atau mengenal huruf saja.  Membaca Qur’an juga bukan sekedar untuk bisa diperdengarkan di depan orang-orang. Sabda Rasulullah :
 “Bacalah Qur’an karena pada hari qiamat nanti ia akan datang untuk memberikan syafaat kepada para pembacanya”.
Oleh sebab itu, kita harus bersungguh-sungguh belajar Al-Qur’an dengan niat yang lurus ikhlas karena Allah. Sabar, karena di tengah perjalanan kita dalam belajar Al-Qur’an pasti  akan ada ujian yang kita hadapi. Entah itu cemoohan dari orang-orang disekeliling kita, atau kesulitan mengucapkan huruf sesuai mahraj yang benar.  Bersabar, karena belajar Al-Qur’an tidak akan selesai dalam sehari dua, langsung bisa. Jangan karena  kita ingin buru-buru bisa menguasainya, Kita asal-asalan saja membacanya. Q.S. Al Qiyamah (75); 16 yang artinya :
Janganlah engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu untuk membaca Al-Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya.” (Q.S.Al-Qiyamah ;16).
CARA BELAJAR AL-QUR’AN.
Mempelajari Al-Qur’an, dilakukan dengan  cara:
1.     Mempelajari tajwid (yaitu teori yang didasarkan pada hukum bacaan yang disusun oleh ulama jaman dulu/ulama salaf yang diambil sesuai praktek dan bacaan Rasulullah SAW). Dan ini tidak bisa kita abaikan karena membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid hukumnya adalah fardhu ‘ain bagi setiap muslim.
“Dan bacalah AlQuran dengan tartil.” (Q.S. Al-Muzzammil 73: 4).
2.     Belajar Al-Qur’an tidak cukup hanya dengan melalui kaset atau VCD. Tapi belajar Al-Qur’an dilakukan dengan cara bertatap muka secara langsung kepada guru. Demikian pula guru belajar dari seniornya lagi, dst, hingga akhirnya sampai kepada Rasulullah. Karena Rasulullah sendiri bertalaqqi kepada malaikat Jibril., padahal beliau adalah seorang yang ucapannya paling fasih.  (inilah metoda yg disebut dengan talaqqi musyafahah). Proses Musyafahah ini mengikuti sunnah Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam sebagai penegasan dalam kesinambungan sanad yang shahih.
TIDAK ADA ALASAN UNTUK TIDAK BELAJAR AL-QUR’AN.
·         Jika kita merasa sudah terlalu tua untuk belajar Al-Qur’an dengan alasan lidah sudah kaku untuk melafalkan huruf dengan fasih, maka lihatlah Rasulullah, beliau mulai menghafal Al-Qur’an di usia 41 th Dan para sahabat beliau belajar Al-Qur’an di Atas 30 tahun.  Jadi tidak ada kata terlambat untuk memulai.
·         Jika kita beralasan karena kesibukan yang menyita, cobalah hitung, berapa jam waktu tidur kita, berapa jam kita gunakan untuk berlibur, jalan-jalan, bersenda gurau dengan teman, shopping, dsb,. Benarkah kita tidak bisa menyisihkan waktu, meski hanya sesaat, untuk belajar Al-Qur’an?
·         Dan bagi para workoholik , yang menghabiskan hampir seluruh waktunya ntuk bekerja dan bekerja,tidak adakah sedikit waktu yang bisa kita luangkan? Mencari nafkah memang kewajiban, tapi bukankah masih banyak kewajiban lain yang menanti kita? Kita bukanlah sapi perah, yang hidup hanya untuk sekedar dilahirkan, membajak sawah, menikah (melampiaskan nafsu), dan mati.
·         Mengapa juga kita bisa membaca berlembar buku setiap hari,buku bahasa Inggris, buku tentang science, novel, dsb, tapi tidak untuk Al-Qur’an, meski hanya satu lembar saja?
MEMBACA AL-QUR’AN SAMA PENTINGNYA DENGAN MENGETAHUI ARTINYA.
Seringkali kita melihat ada orang yang membaca Al-Qur’an tapi tidak mau membaca artinya dengan dalih nanti tidak kuat, ketinggian ilmunya bisa gila. Ada pula yang membacanya cepat-cepat karena ingin segera khatam, tanpa memperhatikan apakah bacaannya itu sudah benar apa masih salah-salah. Sementara ada pula orang yang yang merasa lebih penting tahu artinya. Karena hanya dengan membaca saja tanpa tahu artinya , bagaimana kita bisa mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari?
Sebenarnya,Mempelajari hukum-hukum Al-qur’an dan maknanya adalah sama pentingnya, karena keduanya merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan, seperti  yang dikatakan Syaikhul Islam :
“Barang siapa tidak membaca Al-Qur’an, sungguh ia telah meninggalkan Qur’an. Barangsiapa membacanya tapi tidak mentadabburinya, iapun tergolong orang yang meninggalkannya. Dan barang siapa yang membacanya tapi mengamalkannya, ia telah meninggalkannya pula.”

Demikian pula, mempelajari hukum2 Islam juga penting. Rasulullah dalam sabdanya :
 Barangsiapa yang membaca saru huruf dari kitabullah (Al-Qur’an), maka ia akan memperoleh pahala satu amal kebajikan. Dan pahala satu amal kebajikan dilipatkan sepuluh kali.Saya tidak mengatakan bahwa alif lam-mim itu satu huruf, tapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim juga satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
*********
Untuk menumbuhkan semangat kita dalam mempelajari Kalamullah, Al-Qur’anul karim, baiklah kita simak hadits-hadits berikut ini :
·          “ Sikap iri tidak diperbolehkan kecuali terhadap 2 hal ; seseorang yang diberi Al-Qur’an oleh Allah kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang hari…”
·         Dari Aisyah r.a ia berkata, Rasulullah SAW bersabda :
  Orang yang membaca Al-Qur’an  dan ia pandai (hafal) dalam membacanya, ia akan bersama malaikat yang mulia lagi suci. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an tetapi ia terbata-bata kesulitan dalam membacanya, ia akan memperoleh dua pahala.” (H.R. Bukhari Muslim)
         ·            Dari Abu Hurairah r.a ia berkata, Rasulullah SAW. Bersabda :                                    “ Tidak ada orang yang berkumpul di salah satu rumah Allah untuk membaca  dan mempelajari Al-Qur’an , kecuali mereka akan memperoleh ketentraman, diliputi oleh para malaikat dan nama-nama mereka di sebut-sebut oleh Allah di kalangan malaikat”.(HR. Muslim dan Tirmidzi).                                                                      
         ·            Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Jangan kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya rumah yang dibacakan surah Al-Baqarah yang di dalamnya maka ia tidak di masuki syaitan”. (HR.Tirmidzi no 3118).
         ·            Dari Ibnu Abbas ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam  bersabda,: “Sesungguhnya seseorang yang di dalam hatinya tidak ada sesuatu pun dari Al-Qur’an maka ia seperti rumah yang berantakan”. (HR.At-Tirmidzi no. 3161).
         ·            “ Orang yang yang hafal Qur’an tidak ubahnya orang yang mempunyai onta terikat. Bila mau menjaga onta itu ia haruslah memegangnya. Bila onta itu dibiarkannya terlepas, ia jua akan pergi”. (HR. Bukhari, Muslim dan Nasa’i).
         ·            Dari Abu hurairah, sesungguhnya ia mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,  “Tidaklah Allah mengizinkan sesuatu dengan apa yang Allah izinkan bagi nabinya untuk membaguskan suara melagukan Al-Qur’an dengan membacanya dengan jelas” (Shahih Muslim).
         ·            Syekh Ibnul Jazari (Ulama pakar ilmu tajwid dan qiro’at) dalam syairnya mengatakan:

“Membaca AlQuran dengan tajwid hukumnya wajib, Siapa saja yang membaca AlQuran tanpa memakai tajwid hukumnya dosa, Karena sesungguhnya Allah menurunkan AlQuran berikut tajwidnya. Demikianlah yang sampai pada kita dari-Nya.”
·         Dari Utsman, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, beliau berkata, “Sebaik-baiknya kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR.Abu Dawud).
·         Dari Sahl bin Muadz dari Bapaknya, Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya, maka ia akan memakaikan kedua orang tuanya mahkota pada hari kiamat, cahaya mahkota itu lebih baik daripada cahaya matahari yang menyinari rumah-rumah di dunia”, jikalau sekiranya ada diantara kalian dirumah-rumah itu maka apa yang kalian bisa duga dengan orang yang mengamalkan itu” (HR.Abu DAwud, hadits ini didhaifkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani).
·         Rasulullah SAW juga bersabda :
“Bacalah AlQuran dengan cara dan suara orang Arab yang fasih”. (HR. Thabrani).

Pentingnya Belajar Alqur’an dan Tahsin

“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Alquran adalah seperti bunga utrujjah, baunya harum dan rasanya lezat. Sebaliknya orang mukmin yang tidak suka membaca Alquran adalah seperti buah korma, baunya tak begitu harum, tetapi manis rasanya. Sedangkan orang munafik yang membaca Alquran ibarat sekuntum bunga, berbau harum tapi pahit rasanya dan orang munafik yang tidak membaca Alquran tak ubahnya laksana buah hanzalah, tidak berbau dan rasanya pahit sekali.” (HR Bukhari dan Muslim).
SETIAP yang bernama mukmin yakin bahwa membaca Alquran saja sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala berlipat ganda, sebab yang dibacanya itu adalah Kitab Suci Ilahi.
Alquran adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mukmin, baik di kala senang maupun susah, di saat gembira atau di saat sedih. Malahan membaca Alquran itu bukan cuma amal dan ibadah, tapi juga menjadi opbat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya.
Pada suatu ketika datanglah seseorang kepada sahabat Rasulullah SAW yang bernama Ibnu Mas’ud, meminta nasehat. Katanya: “Wahai Ibnu Mas’ud, berilah nasehat yang dapat kujadikan obat bagi jiwaku yang gelisah. Dalam beberapa hari ini aku merasa tidak tentram, jiwaku gelisah, pikiranku kusut; makan tak enak, tidur pun tak nyenyak.”
Maka Ibnu Mas’ud menasehatinya. Katanya: “Kalau penyakit itu yang menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat yaitu ke tempat orang membaca Alquran, engkau baca Alquran atau engkau dengar baik-baik orang yang membacanya; atau engkau pergi ke majelis pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah; atau engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, di sana engkau berkhalawat; menyembah Allah. Umpama di waktu tengah malam buta, di saat orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan salat malam, meminta dan memohon kepada Allah ketenangan jiwa, ketentraman pikiran dan kemurnian hati. Seandainya jiwamu belum juga terobati dengan cara ini, engkau minta kepada Allah, agar diberinya hati yang lain, sebab hati yang kamu pakai itu bukan lagi hatimu.”
Setelah orang itu kembali ke rumahnya, diamalkannyalah nasehat Ibnu Mas’ud itu. Dia pergi mengambil wudhu kemudian diambilnya Alquran, terus dibaca dengan hati yang khusyu’. Selesai membaca Alquran berubahlah kembali jiwanya, menjadi jiwa yang aman dan tentram, pikirannya tenang, kegelisahnya hilang, lenyap sama sekali.
Tentu, kata M Humaidi S.pd.I, mengutip pendapat para ulama ahli qiraat, dalam bukunya Pelajaran Tajwid dari Teori Sampai Praktek, saat membaca ayat suci Alquran kita harus memperhatikan masalah kesopanan alis etika, sebagaimana terangkum berikut ini:
  • Pembaca Alquran hendaklah bersungguh-sungguh dalam mengagungkan Alquran.
  • Sebelum membaca Alquran diharuskan melakukan wudhu’ (jika memegang Alquran).
  • Membaca doa sebelum memulai membaca Alquran.
  • Disunnahkan membaca isti’adzah dan basmalah sebelum memulai memnaca ayat-ayat suci Alquran.
  • Disunnahkan memilih tempat-tempat yang bersih untuk membacanya.
  • Diwajibkan menggunakan tajwid. Tanpa menggunakan tajwid hukumnya haram. Sebab, membaca Alquran dengan tajwid itu hukumnya fardhu ‘ain.
  • Dianjurkan membaguskan suaranya, sebab suara yang bagus dan merdu bisa menambah keindahan uslubnya Alquranulkarim.
  • Diwajibkan berniat dengan ikhlas karena Allah SWT semata-mata agar mendapat keridhaan dan pahala-Nya, dan berusaha menghindari maksud-maksud untuk mencari keuntungan dunia dan kemenangan dalam musabaqah.
  • Pembaca Alquran wajib tawadhu’.
  • Disunnahkan membacanya dengan tartil.
  • Disunnahkan membersihkan mulut dengan wangi-wangian dan paling utamanya adalah memakai siwak.
  • Disunnahkan untuk memperhatikan arti dan kandungan Alquran, sehingga apabila sampai kepada ayat tasbih, dibacalah tasbih dan tahmid serta bila sampai kepada ayat azab, mohonlah perlindungan kepada-Nya.
  • Disunnahkan untuk mendengarkan dan memperhatikan bacaan Alquran dengan khidmat dan khusyu’ agar mendapat rahmat dari Allah SWT.
  • Disunnahkan bersedih hati (menangis) bagi para pembaca dan yang mendengarkan apabila sampai kepada ayat-ayat azab.
  • Disunnahkan membaca salawat kepada Nabi SAW bagi pembaca dan yang mendengarkan bacaan Alquran, ketika sampai kepada ayat-ayat yang menyebutkan nama Nabi Muhammad SAW.
  • Hindari memutus ayat hanya karena mau bicara dengan orang lain.
  • Disunnahkan berpakaian rapi dan bagus serta menutup aurat dan memakai wangi-wangian.
  • Disunnahkan membaca doa Khatmil Alquran baik sesudah maupun sebelum khatam 30 juz.
Perihal keutamaan dan kelebihan membaca Alquran, Rasulullah SAW telah mengatakan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim: “Ada dua golongan manusia yang sungguh-sungguh orang dengki kepadanya, yaitu orang yang diberi oleh Allah SWT kitab suci Alquran ini, dibacanya siang dan malam; dan orang yang dianugerahi Allah kekayaan harta, siang dan malam kekayaan itu digunakannya untuk segala sesuatu yang diridhai Allah SWT.”
Khalid bin Basyir dari al-Husain bin Ali dari Nabi SAW bersabda: “Siapa yang membaca Alquran dalam sembahyang sambil berdiri maka ia mendapat pahala untuk tiap huruf seratus hasanat dan siapa yang membaca Alquran sembahyang sambil duduk maka ia mendapat pahala untuk tiap huruf lima puluh hasanat, dan siapa membaca Alquran bukan dalam sembahyang, ia mendapat pahala untuk tiap huruf sepuluh hasanat, dan siapa yang mendengar bacaan kitab Allah benar-benar ingin mendapat pahala dari-Nya, maka akan dicatat untuknya pada tiap huruf satu hasanat, dan siapa yang membaca Alquran hingga khatam maka ia mendapat kesempatan doa mustajab yang adakalanya segera di dunia atau kelak di akherat.”
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS Faathir 29).
Dari Aisyah ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang membaca Alquran dan ia pandai (hafal) dalam membacanya, ia akan bersama para malaikat yang menjadi utusan yang mulia lagi suci. Sedangkan orang yang membaca Alquran tetapi ia terbata kesulitan serta kesukaran dalam membacanya, ia akan memperoleh dua pahala.” (HR Bukhari dan Muslim, at-Tirmidzi Abu Daud dan Al-Darimi).
****
TAHSINUL Quran atau memperbaiki bacaan Alquran adalah indikasi dari keimanan seorang muslim. Seorang muslim yang tidak berusaha memperbaiki bacaan Alqurannya — membaca seadanya saja –, maka keimanannya terhadap Alquran sebagai kitabullah patut diragukan. Karena bacaan yang bagus adalah cerminan rasa keyakinannya kepada wahyu Allah yang agung ini.
Tentang hal ini, Allah SWT berfirman dalam QS Surat Al-Baqarah 121 yang artinya kurang lebih begini: “Orang-orang yang diberikan al-Kitab (Taurat dan Injil) membacanya dengan benar. Mereka itulah orang-orang yang mengimaninya. Dan barangsiapa yang ingkar kepada al-Kitab, maka merekalah orang-orang yang merugi.”
Walaupun ayat ini menyinggung kaum Ahlul Kitab yang terdiri dari kaum Yahudi dan Nasrani, tetapi sebagian besar para mufassirin menyebutkan bahwa khitob (seruan) ayatnya bersifat umum. Termasuk di dalamnya juga ditujukan kepada umat Islam yang berkitab sucikan Alqiranulkarim. Hal ini juga diperkuat oleh kaidah ushul fiqh: “Ibrah (pelajaran) itu dilihat dari umumnya lafaz, bukan dari sebab yang khusus.”
Maka itu wajib hukumnya bagi setiap muslim dan muslimah untuk memperhatikan bacaan Alqurannya. Ini dikarenakan tilawah yang baik akan mempengaruhi kualitas ibadah kita di sisi Allah SWT. Contohnya, dalam salat jamaah bagi kaum laki-laki muslim. Bacaan Al-Fatihah yang tidak baik dan berantakan dapat menyebabkan salat jamaah menjadi tidak sempurna yang pada gilirannya akan mempenga ruhi kualitas salat kita di sisi Allah SWT. Diterimakah atau ditolak? Bisa dipastikan dengan tilawah yang tidak beres dan buruk itu ibadah salat kita menjadi cacat dan berpeluang besar tidak diterima di hadapan Allah SWT.
Dengan kata lain, menurut tinjauan ilmu ushul fiqh, mereka yang tidak mau memperbaiki tilawah Alquran menjadi lebih baik dan sesuai dengan kaidah tajwid, maka akan dimasukkan kategori orang-orang yang lalai dan tidak memperdulikan kitabullah ini. Sebagai seorang muslim tentu kita tak ingin dimasukkan ke dalam golongan orang merugi seperti halnya kedua Ahlil Kitab tadi hanya karena lalai dan tidak memiliki ihtimam (perhatian) terhadap kitab suci kita ini.
Tajwid berasal dari kata jawwada, yujawwidu, tajwidan yang maknanya membaikkan atau membuat bagus. Menurut bahasa (lughawi) adalah membaguskan sesuatu. Sedangkan menurut istilah bermakna mengucapkan sesuatu bunyinya huruf dengan benar dan bagus.
Para ulama spesialis Alquran mendefinisikan tajwid sebagai mengeluarkan atau mengucapkan huruf-huruf menurut hak aslinya satu persatu, sambil tiap-tiap huruf diucapkan menurut ucapan bunyi aslinya dan menurut haknya, secara sempurna dengan suara yang tidak dipaksakan.
“Barangsiapa yang hendak membaca Alquran dengan suara beralun dan gemulai sebagaimana Alquran diturunkan itu dibacanya menurut ba caan Ibnu Ummi ‘Abd,” kata Ibnu Mas’ud. Dia menambahkan lagi, “Tajwidkanlah olehmu membaca Alquran itu.”
Imam Jazari, seorang ulama dan pakar Tajwid Alquran berujar dalam matan ‘Al-Jazari’-nya, bahwa membaca Alquran dengan tajwid adalah sebuah keharusan. Siapa yang tidak mentajwidkan Alquran maka ia berdosa. Karena dengan tajwid Allah menurunkannya dan demikianlah ia sampai kepada kita juga dengan tajwid.
Tujuan mempelajari ilmu tajwid, kata M Humaidi, agar kita dapat membaca Alquran dengan benar dan fasih, jelas dan tartil sehingga bacaan bisa benar dan seragam. “Dan bacalah Alquran itu dengan tartil.” (QS Al-Muzammil 4). Dengan bacaan yang benar dan fasih serta tartil kita sudah terlepas dari tuntutan dan tentu saja akan memperoleh pahala dan ridha dari Allah SWT.
Dalam sebuah hadist berderajat shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, seperti yang tersebut dalam hadist Arbain Nawawiyyah, Rasulullah SAW bersabda: “Bacalah, naiklah (ke atas surga) dan bacalah dengan tartil sebagaimana kami dulu pernah membacanya di dunia. Karena sesungguhnya kedudukanmu di surga terdapat pada akhir ayat yang kamu baca.”
***
MANFAAT lain dari Tahsinul Quran adalah dapat merangsang hati untuk melakukan tadabbur (perenungan) ayat yang sedang dibaca. Hanya dengan tilawah yang baik dan suara yang bagus lantunan suara ayat-ayat suci Alquran menjadi indah, meresap dan menggerakkan pikiran si pembacanya.
Sebaliknya bacaan yang masih belum baik dan berantakan justru membuat keindahan mukjizat Alquran menjadi hilang. Akibatnya tilawah Alquran pun mengendur. Inilah dampak negatif tilawah yang serampangan dan tanpa bimbingan dari seorang guru.
Sebagai umat Islam, penulis mengajak kepada semua kita para ikhwan, mari mulai hari ini jangan pernah berhenti memperbaiki tilawah Alquran kita dengan menghadiri pengajian pendalaman Alquran atau mendatangkan guru mengaji ke rumah kita dan untuk anak-anak mari kita masukkan mereka ke lembaga Taman Pendidikan Alquran (TP Alquran) yang sudah tersebar hampir di setiap masjid. Ini semua harus dilakukan karena memperbaiki tilawah Alquran men jadi lebih baik adalah kewajiban setiap muslim dalam mengimani dan bermuamalah dengan Allah SWT. Dan karena Alquran adalah jantungnya Islam.
Akhirnya, semoga Allah SWT memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang membuktikan imannya kepada Alquran dengan se nantiasa memperbagusi bacaannya dalam rangka mendekatkan diri kepada-Nya, sehingga kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akherat. Amin ya robbal alamin.

Pentingnya Belajar Al-Qur'an

Pahala mengajarkannya
 Sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam:
“Sebaik-baik kalian adalah siapa yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Pahala membacanya
Sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam:
“Siapa saja membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.”(HR. At-Tirmidzi)
Keutamaan mempelajari al-Qur’an, menghafalnya, dan pandai membacanya
Sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam:
“Perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an sedang ia hafal dengannya bersama para malaikat yang suci dan mulia, sedang perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an sedang ia senantiasa melakukannya meskipun hal itu sulit baginya maka baginya dua pahala.” (Muttafaq ‘alaih)
Pahala bagi orang yang anaknya mempelajari Al-Qur’an
“Siapa saja membaca al-Qur’an, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan kepada kedua orangtuanya pada hari kiamat mahkota dari cahaya yang sinarnya bagaikan sinar matahari, dan dikenakan kepada kedua orangtuanya dua perhiasan yang nilainya tidak tertandingi oleh dunia. Keduanyapun bertanya, ‘Bagaimana dipakaikan kepada kami semuanya itu?’ Dijawab, ‘Karena anakmu telah membawa al-Qur’an.” (HR. Al-Hakim)
Al-Qur’an memberi syafa’at kepada ahlinya di Akhirat
Sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam:
“Bacalah al-Qur’an karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada para ahlinya.” (HR. Muslim) Dan sabda beliau shalallahu ‘alaihi wasalam:
“Puasa dan al-Qur’an, keduanya akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari Kiamat…” (HR. Ahmad dan al-Hakim)
Pahala bagi orang yang berkumpul untuk membaca dan mengkajinya
Sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam:
“Tidak berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah Ta’ala, sedang mereka membaca kitab-Nya dan mengkajinya, melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahi rahmat, diliputi para malaikat, dan disanjungi oleh Allah di hadapan para makhluk dan di sisi-Nya.” (HR. Abu Dawud)
Fakta Ilmiah :
“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (Q.S. 7: 204).
Dan Kami telah menurunkan dari Alquran, suatu yang menjadi penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian
(Q.S.17:82).
Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.

Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan. Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Al-Qur’an berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.

Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Al-Qur’an terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya.

Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberitahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Al-Qur’an.

Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Al-Qur’an dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Alquran dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an.

Al-Qur’an memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997. Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.

Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki Al-Qur’an. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Al-Qur’an lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Al-Qur’an memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).
Belajar fiqih merupakan perintah Allah dan Rosulnya. Fiqih lebih banyak dibahas dan dipelajari dalam islam. At taubah 122 :
Sampai suatu ketika Rosul pernah mendoakan salah seorang sahabat agar menjadi seorang yang paham akan Fiqih, demikian pentingnya pemahanman akan fiqih islam yang harus dikuasai umat Islam.
selain itu, dengan mempelajari Fiqih akan menunjukkan Siyamul Islam (Kesempurnaan Islam), dimana islam mengatur masalah umat mulai dari masalah Negara sampai masalah istinjak kita sehari-hari. sehingga dengan memahami ilmu Fiqih kita dapat memahami islam secara kaffah yaitu baik dan benar. ilmu dalam islam paling banyak terkonsentrasi dlam Fiqih karena terkait dengan amaliyah (praktek).
Bagaimana agar menjadi muslim/muslimah yang soleh, dijelaskan bahwa:
“ Barang siapa yang dikehendaki menjadi muslim yang sholeh maka Allah akan menfiqihkan islamnya”
menjadi khoiru ummah (Sebaik-baiknya pendidik) yaitu menyelamatkan ummat dari kesesatan, yang tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW atau yang biasa disebut Bid’ah.
suatu ketika Rosulullah berjalan bersama seorang sahabat melewati sebuah makam, sahabat bertanya suara apakah itu Rosul, Rosul menjelaskan bahwa sang ahli kubur sedang disiksa karena saat beristinjak tidak bersih dank arena itulah sholatnya menjadi tidak sah. demikian pentingnya kita mempelajari Fiqih agar semua amal ibadah kita diterima Allah.
adapun dengan belajar Fiqih, kita akan mendapatkan kehidupan yang barokah (7:96), memiliki sikap Tasawuf (Solider, Toleran) kepada orang lain atau saudara kita yang berbeda madhab dengan kita agar kita tidak menyalahkan orang lain yang tidak sependapat dengan kita, tidak fanatic dan berfikiran sempit untuk persatuan umat, contohnya adalah perbedaan pendapat saat sholat yaitu salah satunya adalah saat I’tidal adalah masalah syuru’i. dari pada kita bertengkar mempermasalahkan masalah yang sunnah dilakukan kita malah melakukan hal yang tidak boleh dilakukan yaitu menghancurkan persatuan ummat.
Dengan mempelajari Fiqih kita akan mengetahui mujahadahnya (pentinya/keseriusan) para Salafus Sholeh dalam menuntut ilmu. kita dapat mengtahui sebagaimaan tasawuf para sakafus sholeh pada masa dahulu.

Selasa, 03 September 2013

Ciptakan Suasana Akrab di Dalam Kelas



Bagi sebagian orang, mengajar itu sangatlah sulit. Terkadang apa yang sudah kita rencanakan dirumah dan akan kita terapkan saat kegiatan belajar berlangsung menjadi tidak terlaksana ketika murid- murid yang kita hadapi tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan dan kita bayangkan. Saat murid- murid tidak merespon kita, kaku atau bahkan membuat keributan, semangat kita sangat mungkin akan menjadi drop atau bahkan menyebabkan kita marah- marah. Berbeda sekali dengan tugas dan kewajiban seorang guru yang seharusnya mengayomi mereka.
Lantas ini salah siapa? Kalau pertanyaannya seperti ini, tentu keduanya sama- sama salah. Murid- murid harusnya memperhatikan guru mereka, dan seorang guru seharusnya selalu  bersikap bijak menghadapi berbagai problem yang ia temui di kelas. Namun terlepas dari kedua hal ini, masih ada banyak hal yang sangat mungkin menjadi penyebab kesulitan yang ditemui seorang guru saat mengajar. Salah satunya adalah hubungan antara guru dengan murid.
Di amerika, hubungan antara guru dengan murid itu terjalin dengan baik. Pada saat di dalam kelas, mereka mampu memposisikan diri mereka masing- masing pada tempat yang semestinya. Murid- murid misalnya, mereka sangat menyadari bahwa guru itu adalah seseorang yang pantas dihargai. Selain itu mereka juga memahami betul apa tugas dan tanggung jawab mereka sebagai murid. Sama halnya dengan guru, mereka tahu bagaimana memperlakukan murid dengan baik.
Selain di sekolah, para guru juga membangun hubungan di luar sekolah dengan para muridnya. Hubungan mereka berubah, mereka seolah- olah adalah teman. Sehingga para murid tidak merasa takut atau sungkan mendiskusikan permasalahan mereka atau mungkin hanya sekedar berbagi. Hubungan inilah yang membuat keduanya menjadi lebih akrab.
Berbeda dengan di Indonesia, biasanya hubungan antara guru dan murid itu tidak akan berubah di manapun mereka berada. Guru ya tetap guru, murid ya tetap murid. Dan murid harus menghormati gurunya. Sebenarnya hubungan ini akan membuat ketidaknyamanan tersendiri bagi seorang murid saat menghadapi masalah mereka terutama yang berkaitan dengan pelajaran mereka.
Baiklah, terkait dengan kesulitan mengajar, factor hubungan guru dengan murid mungkin merupakan salah satu penyebabnya.
Sebenarnya, mengajar itu tidaklah sulit. Yang pertama yang harus kita lakukan  hanyalah membangun keakraban dengan murid- murid kita. Kita harus bisa menciptakan suasana seolah- olah tidak ada jarak dan tidak ada pagar yang memisahkan atau menghalangi kita dengan murid- murid kita. Murid- murid bisa menemui kita kapan saja mereka mau. Saat ini semua terwujud, maka tidak ada rasa sungkan lagi yang dirasakan oleh murid- murid dan mereka tidak akan kaku, takut dan malu lagi pada kita. Singkatnya kita harus menjadi teman bagi murid- murid kita, namun, tetap tidak mengenyampingkan hak dan kewajibkan diantara keduanya. Peran teman disini justru menjadi cukup penting, ketika fakta mengatakan bahwa seseorang justru lebih mudah dipengaruhi oleh teman dari pada ceramah seorang guru.
Yang kedua, kita harus masuk ke dalam dunia mereka. Ini bermakna kita tidak boleh menutup mata dari dunia mereka. Kita harusnya juga memberikan kesempatan yang seluas- luasnya untuk mereka berekspresi sesuai dengan daya imajinasi dan pemahaman mereka tanpa harus memaksakan konsep keteraturan yang hanya akan memberikan belenggu dan membatasi ruang gerak mereka. Peran guru disini adalah mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan. Konsep ini mungkin diterapkan dalam bentuk pembelajaran sambil bermain. Konsep ini mungkin akan memberikan hiburan bagi murid- murid namun di sisi lain, mereka akan menyadari mereka telah diarahkan untuk mempelajari suatu nilai dari kegiatan tersebut.
Dua hal yang harus kita lakukan di atas, sebenarnya cukup sederhana untuk diaplikasikan. Kita tak perlu memformat sedemikian rupa bagaimana pengajaran yang akan kita bawakan nantinya. Salah satu hal yang mungkin cukup sepele namun mampu menciptakan keakraban di kelas adalah candaan. Melalui candaan, murid- murid akan mengganggap kita tidak perlu ditakuti; dengan makna konotasi positif: kita adalah guru yang ramah dan tidak pemarah. Selain itu, melalui candaan kita juga sudah berarti mampu masuk ke dalam dunia mereka yang notabenenya ceria. Dengan demikian, diharapkan pembelajaran yang kita bawa akan mengalir dengan baik dan lancar karena tak seorang pun merasa terbebani oleh yang lain.
Sebagai contoh, suatu ketika aku mengajar seni budaya di sebuah kelas khusus siswi. Sebenarnya seni budaya bukanlah bidang ajarku. Aku mengajar bahasa Inggris. Namun karena rekan kerjaku yang mengampu bidang ajar itu cuti untuk sementara waktu, dia memintaku untuk menggantikannya. Bagiku itu cukup sulit harus mengajar yang bukan keahlianku. Semangatku sempat drop saat aku menyadari itu. Pasti suasana kelas akan sangat kaku dan terasa membosankan. Namun aku tetap mencoba.
“Anak- anak, hari ini kita akan mempelajari seni rupa kriya batik”, kataku.
 “Dalam membuat kriya batik itu, salah satu alat yang kita gunakan adalah canting. Hayyo, ada yang tau apa itu canting?”, tanyaku memancing partisipasi mereka,
“Canting itu cantik iyakan , Pak?” celoteh salah seorang muridku seraya tersenyum.
“ Bukan…..” sejenak aku diam, “Yang cantik itu kalian…” jawabku lagi…
Serentak kelasku dipenuhi dengan tawa, mereka mulai terlihat bersemangat dan antusias mengikuti pelajaran yang ku bawakan.
“Hahaha, Bapak bisa saja… nanti Bapak dimarahi istri Bapak lo, kalau mengatakan kami cantik”, teriak salah satu muridku lagi.
“Eits, tunggu dulu… kalian memang cantik, tapi…. Istri Bapak cantik sekali….”, balasku sambil tersenyum…
“huuuu….”, teriak murid- muridku…
“Oke, sekarang kita lanjutkan….”, Kataku.
Aku pun melanjutkan pelajaran, sementara murid- muridku sudah antusias dan siap untuk mengikuti pelajaran sampai selesai. Pelajaran pun mengalir dengan tenang dan baik.
Ternyata, mengajar itu tidak sulit loh….