Al-Qur’an diturunkan Allah kepada Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam dengan perantara malaikat Jibril. Al-Qur’an
sebagai pedoman hidup kita, wajib kita baca, taddaburi dan kita
amalkan. Untuk sampai kepada tingkat pemahaman dan pengamalan Al-Qur’an,
tentu saja seseorang harus melalui fase yang pertama,yaitu mempelajari
Al-Qur’an. Baik belajar membaca huruf-huruf Al-Qur’an itu sendiri maupun
dengan mempelajari maknanya. Itulah sebenarnya yang disebut dengan
mengkaji (ngaji, dalam bahasa jawa).
Membaca Al-Qur’an tak sekedar yang penting bisa atau mengenal huruf saja. Membaca Qur’an juga bukan sekedar untuk bisa diperdengarkan di depan orang-orang. Sabda Rasulullah :
“Bacalah Qur’an karena pada hari qiamat nanti ia akan datang untuk memberikan syafaat kepada para pembacanya”.
Oleh
sebab itu, kita harus bersungguh-sungguh belajar Al-Qur’an dengan niat
yang lurus ikhlas karena Allah. Sabar, karena di tengah perjalanan kita
dalam belajar Al-Qur’an pasti akan
ada ujian yang kita hadapi. Entah itu cemoohan dari orang-orang
disekeliling kita, atau kesulitan mengucapkan huruf sesuai mahraj yang
benar. Bersabar, karena belajar Al-Qur’an tidak akan selesai dalam sehari dua, langsung bisa. Jangan karena kita ingin buru-buru bisa menguasainya, Kita asal-asalan saja membacanya. Q.S. Al Qiyamah (75); 16 yang artinya :
“Janganlah engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu untuk membaca Al-Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya.” (Q.S.Al-Qiyamah ;16).
CARA BELAJAR AL-QUR’AN.
Mempelajari Al-Qur’an, dilakukan dengan cara:
1. Mempelajari
tajwid (yaitu teori yang didasarkan pada hukum bacaan yang disusun oleh
ulama jaman dulu/ulama salaf yang diambil sesuai praktek dan bacaan
Rasulullah SAW). Dan ini tidak bisa kita abaikan karena membaca
Al-Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid hukumnya adalah fardhu ‘ain bagi setiap muslim.
2. Belajar
Al-Qur’an tidak cukup hanya dengan melalui kaset atau VCD. Tapi belajar
Al-Qur’an dilakukan dengan cara bertatap muka secara langsung kepada
guru. Demikian pula guru belajar dari seniornya lagi, dst, hingga
akhirnya sampai kepada Rasulullah. Karena Rasulullah sendiri bertalaqqi
kepada malaikat Jibril., padahal beliau adalah seorang yang ucapannya
paling fasih. (inilah metoda yg disebut dengan talaqqi musyafahah).
Proses Musyafahah ini mengikuti sunnah Rasulullah Salallahu Alaihi
Wassalam sebagai penegasan dalam kesinambungan sanad yang shahih.
TIDAK ADA ALASAN UNTUK TIDAK BELAJAR AL-QUR’AN.
· Jika
kita merasa sudah terlalu tua untuk belajar Al-Qur’an dengan alasan
lidah sudah kaku untuk melafalkan huruf dengan fasih, maka lihatlah
Rasulullah, beliau mulai menghafal Al-Qur’an di usia 41 th Dan para
sahabat beliau belajar Al-Qur’an di Atas 30 tahun. Jadi tidak ada kata terlambat untuk memulai.
· Jika
kita beralasan karena kesibukan yang menyita, cobalah hitung, berapa
jam waktu tidur kita, berapa jam kita gunakan untuk berlibur,
jalan-jalan, bersenda gurau dengan teman, shopping, dsb,. Benarkah kita
tidak bisa menyisihkan waktu, meski hanya sesaat, untuk belajar
Al-Qur’an?
· Dan bagi para workoholik ,
yang menghabiskan hampir seluruh waktunya ntuk bekerja dan
bekerja,tidak adakah sedikit waktu yang bisa kita luangkan? Mencari
nafkah memang kewajiban, tapi bukankah masih banyak kewajiban lain yang
menanti kita? Kita bukanlah sapi perah, yang hidup hanya untuk sekedar
dilahirkan, membajak sawah, menikah (melampiaskan nafsu), dan mati.
· Mengapa
juga kita bisa membaca berlembar buku setiap hari,buku bahasa Inggris,
buku tentang science, novel, dsb, tapi tidak untuk Al-Qur’an, meski
hanya satu lembar saja?
MEMBACA AL-QUR’AN SAMA PENTINGNYA DENGAN MENGETAHUI ARTINYA.
Seringkali
kita melihat ada orang yang membaca Al-Qur’an tapi tidak mau membaca
artinya dengan dalih nanti tidak kuat, ketinggian ilmunya bisa gila. Ada
pula yang membacanya cepat-cepat karena ingin segera khatam, tanpa
memperhatikan apakah bacaannya itu sudah benar apa masih salah-salah.
Sementara ada pula orang yang yang merasa lebih penting tahu artinya.
Karena hanya dengan membaca saja tanpa tahu artinya , bagaimana kita
bisa mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari?
Sebenarnya,Mempelajari
hukum-hukum Al-qur’an dan maknanya adalah sama pentingnya, karena
keduanya merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan, seperti yang dikatakan Syaikhul Islam :
“Barang
siapa tidak membaca Al-Qur’an, sungguh ia telah meninggalkan Qur’an.
Barangsiapa membacanya tapi tidak mentadabburinya, iapun tergolong orang
yang meninggalkannya. Dan barang siapa yang membacanya tapi
mengamalkannya, ia telah meninggalkannya pula.”
Demikian pula, mempelajari hukum2 Islam juga penting. Rasulullah dalam sabdanya :
”Barangsiapa
yang membaca saru huruf dari kitabullah (Al-Qur’an), maka ia akan
memperoleh pahala satu amal kebajikan. Dan pahala satu amal kebajikan
dilipatkan sepuluh kali.Saya tidak mengatakan bahwa alif lam-mim itu
satu huruf, tapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim juga satu
huruf.” (HR. Tirmidzi).
*********
Untuk menumbuhkan semangat kita dalam mempelajari Kalamullah, Al-Qur’anul karim, baiklah kita simak hadits-hadits berikut ini :
· “
Sikap iri tidak diperbolehkan kecuali terhadap 2 hal ; seseorang yang
diberi Al-Qur’an oleh Allah kemudian ia membacanya sepanjang malam dan
siang hari…”
· “Dari Aisyah r.a ia berkata, Rasulullah SAW bersabda :
“ Orang yang membaca Al-Qur’an dan
ia pandai (hafal) dalam membacanya, ia akan bersama malaikat yang mulia
lagi suci. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an tetapi ia
terbata-bata kesulitan dalam membacanya, ia akan memperoleh dua pahala.” (H.R. Bukhari Muslim)
· Dari Abu Hurairah r.a ia berkata, Rasulullah SAW. Bersabda : “ Tidak ada orang yang berkumpul di salah satu rumah Allah untuk membaca dan
mempelajari Al-Qur’an , kecuali mereka akan memperoleh ketentraman,
diliputi oleh para malaikat dan nama-nama mereka di sebut-sebut oleh
Allah di kalangan malaikat”.(HR. Muslim dan Tirmidzi).
· Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, “Jangan kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan,
sesungguhnya rumah yang dibacakan surah Al-Baqarah yang di dalamnya
maka ia tidak di masuki syaitan”. (HR.Tirmidzi no 3118).
· Dari Ibnu Abbas ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,:
“Sesungguhnya seseorang yang di dalam hatinya tidak ada sesuatu pun
dari Al-Qur’an maka ia seperti rumah yang berantakan”. (HR.At-Tirmidzi
no. 3161).
· “
Orang yang yang hafal Qur’an tidak ubahnya orang yang mempunyai onta
terikat. Bila mau menjaga onta itu ia haruslah memegangnya. Bila onta
itu dibiarkannya terlepas, ia jua akan pergi”. (HR. Bukhari, Muslim dan Nasa’i).
· Dari Abu hurairah, sesungguhnya ia mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah
Allah mengizinkan sesuatu dengan apa yang Allah izinkan bagi nabinya
untuk membaguskan suara melagukan Al-Qur’an dengan membacanya dengan
jelas” (Shahih Muslim).
· Dari Utsman, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, beliau berkata, “Sebaik-baiknya kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR.Abu Dawud).
· Dari Sahl bin Muadz dari Bapaknya, Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda: “Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya, maka
ia akan memakaikan kedua orang tuanya mahkota pada hari kiamat, cahaya
mahkota itu lebih baik daripada cahaya matahari yang menyinari
rumah-rumah di dunia”, jikalau sekiranya ada diantara kalian
dirumah-rumah itu maka apa yang kalian bisa duga dengan orang yang
mengamalkan itu” (HR.Abu DAwud, hadits ini didhaifkan oleh Asy-Syaikh
Al-Albani).
·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar