Oleh: Abi Aufaa
٣٢. وَلاَ تَقْرَبُواْ
الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (Q.S. Al Israa:
32)
Sekali ini aku kembali sibuk berkutat dengan
tombol- tombol huruf dan angka di laptopku. Seperti biasa, kali ini aku harus
merangkai kata dan bait- bait mencipta tulisan untuk tugas mingguan di
organisasi baruku. Pusing juga. Kadang tak selalu inspirasi itu datang
menghampiriku. Aku harus memutar otak dulu hingga keliling- keliling. Malu juga
kalau aku gak bisa. Soalnya tema kali ini aku yang nentuin. Namun, tampaknya
layarku masih kosong.
Sementara, istriku datang menghampiri dengan
segelas susu hangat kesukaanku di tangannya. Aku menatapnya. Cantik. Dia hanya
tersenyum. Subhanallah, ternyata inilah tulang rusukku yang sempat hilang.
Dialah bidadariku yang sebelumnya tak pernah terbayangkan.
“Minum dulu, Bi. Ini ummi bawakan susu
hangat”
Aku mengangguk, lantas menyambut gelas yang
dia berikan. Dia melingkarkan tangannya di pundakku. Tentram. Indahnya.
Sungguh, benar sekali Firman-Nya yang berbunyi:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang berfikir.” (QS. Ar Rum: 21)
“Kali ini temanya apa, Bi?”
“Tahun baru, Mi. Abi sendiri yang ngasih tema itu, tapi Abi sendiri
bingung mau nulis apa.”
“Lho??” tatapanya heran. Ironis. Aku hanya cengengesan.
“Gini aja, Bi. Abi lupa yaa, kalau tahun baru
kemarin ada apa aja?”
Apa yaa. Aku mencoba memutar ingatanku.
Memanggil kembali memori- memori yang mungkin sedikit terlupakan akibat
banyaknya file yang mengaburkan.
***
Sudah menjadi menu harianku, tiap malam aku
akan berlagak gila dengan ngomong sendiri di depan yang namanya hape. Kadang
diselingi tawa. Memang asyik. Teramat membahagiakan bisa bercakap- cakap dengan
orang yang kita sayang. Gak peduli lagi orang di samping kiri kanan. Dunia udah
milik berdua kayaknya. Untungnya, tukang becak lagi gak ada.
Gombal gembel pun mulai menghambur. Hanya
saja, kata- kata kosong seperti itu terdengar menyenangkan meski kelihatan
bohongnya. Masa bodoh. Yang penting happy. Sementara itu, tepuk tangan syetan
malah terdengar meriah memberi semangat. banyak kata- kata kosong dan sia- sia
bahkan rawan dosa keluar. Semakin menutup hati. Ajakin ketemuan bisik makhluk
bertanduk itu. Biar akrab. Biar silaturrahimnya tambah erat. Anggukkan kecil
kepalaku menyetujuinya. Sayup terdengar suara adzan. Tapi aku masih betah
berlama- lama. Sholat? NANTI, pasti aku sholat kok.
***
Hari itu tiba. Kami janjian ketemuan di
taman. Setelah mesan bakso dan jus, kami mencari tempat duduk. Agak jauhan dari
orang- orang. Kami duduk bersebelahan. Lagi- lagi makhluk bertanduk itu datang.
Ia menyuruh kami pegangan tangan. Namun aku agak malu. Ia marah. Payah. Geser
dikit katanya lagi. Biar dekat. Ini aku setuju. Diam- diam namun pasti, jarak
kami semakin dekat. Dia menatapku dan aku membalasnya. Layaknya sinetron,
sesaat kami terhenti, terhenyak dan tertegun. Tapi aku sadar ini bukan
sinetron. Gak perlu ada adegan macam- macam. Cukup bertatapan saja! Yang baca
gak perlu mikir macam- macam juga yaa. Ini Cuma fiksi belaka. Memang sih
inspirasinya dari pengalaman juga. Tapi setidaknya cerpen ini bukan kopi pastel
sepenuhnya. Sudah dibumbu- bumbuin.
Lanjut deh. Perasaankupun melayang- layang
saat memandang matanya. Pengatur musiknya juga pinter nih, langsung saja
memutarkan lagu romantis. Makin hanyut deh. Namun suara yang datang dari corong
mesjid yang tak jauh dari taman membuyarkan segalanya. Kami kembali ke dunia
kami. Kembali ke jalan yang benar juga, mungkin. Kayaknya ada pengajian. Benar
juga, terdengar suara seorang penceramah memecah keheningan yang telah tercipta
diantara kami. Dimulai dengan salam, dia lantas menguraikan ceramahnya. Aku tak
terlalu tertarik. Bakso yang ada di hadapanku sudah menyita penuh perhatianku.
Mmmm.
“Ketahuilah Allah melarang kita melakukan
zina, mendekatinya saja kita dilarang. Dalam Al Qur`an dikatakan: Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. Asal tahu saja
saat kita memandang wanita yang tidak halal bagi kita, itu adalah zina mata.
Saat menyentuh, itu zina tangan. Saat mengkhayal, itu zina hati. Berbeda jika
kita menikah. Saat memandang, halal. Menyentuh, halal. Mengkhayal, halal juga.
Singkatnya dengan menikah semuanya halal dan bahkan berpahala”
Tiba- tiba
saja aku tersedak. Pentol yang ada dimulutku jatuh ke tanah. Apa yang barusan
dikatakan Ustadz tadi? Ku tekan replay (Aneh, yaa. Kaya MP3 saja), berhasil.
Sekali lagi kudengar jelas ceramah pak Ustadz. Ada angin semilir berhembus
menerpa wajahku. Mengibas rambutku. Sedikit dingin. Aku menggigil. Ku letakkan
dulu mangkok bakso ke meja biar tidak jatuh. Selanjutnya aku teruskan menggigil
lagi. Aku mulai menggeser tempat dudukku. Syetan protes. Ku balas dengan
ta`awudz membuatnya kabur terbirit- birit. Aku beristighfar. Apa yang telah
kami lakukan? Akhirnya, kami memutuskan untuk pulang.
***
“Yah, aku ingin nikah”
Ayah memandangku. Matanya menginterogasi.
Memastikan anaknya sedang tidak mengigau. Aku berusaha meyakinkan.
“Aku punya uang tabungan, Yah”
***
Aku berhenti sebentar. Sebelum meneruskan
mengetik cerita yang sedang antum baca ini. Ku reguk susu yang telah dibuatkan
istriku tadi. Manis, walau tak semanis istriku. Aku memandangi matanya dan
membelai rambutnya. Alhamdulillah, Allah telah menuntunku memilih jalan hidup
dan menjalani hidup seperti ini. Setahun sudah. Tepat hari ini.
***
30 Desember 2012
Hari ahad itu, rumahku ramai dengan orang-
orang yang datang. Sekedar menghadiri undangan juga memberikan doa restu atas
keputusan dan pilihan yang ku ambil. Aku melepas masa lajangku di akhir tahun
itu. Dan bersiap menyambut tahun baru dengan kehidupan baruku yang Insya Allah
diridhai-Nya… Aamiin.
I do realize that the end of the year is the
time when I must have introspection bout what i`d done and welcome the new year
for the new life. The better exactly.
Last,
Thanks to Allah…
Thanks to my wife…
I love you, and Happy our wedding party day,
hope we`ll be forever in happiness…. ^_^
(30/12/2012- 30/12/2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar