Oleh: Abi Aufaa
Kala mentari diam menyisih,
Rembulan tinggi mulai bertasbih
Aku menengadah
Adakah dia telah mula melangkah
Meniti jalan menuju rumah
Tuhan,
Kini tergambar sebuah wajah
Raut berpeluh berbalut lelah
Mengadu nasib mengais nafkah
Segala aral ditepis kalah
Tuhan,
Bagiku tidaklah mengapa
Walau kembali bertangan hampa
Niat tlah sampai untuk usaha
Pertanda cinta tetaplah ada
Tuhan,
Kini aku menantinya datang
Kini aku menunggunya pulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar