“
Braaak ! “, Nika membanting pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam ketika pulang
sekolah. Nika kesal karena poppy selalu mengejek dia di depan teman-teman.
“
Nika, kamu kenapa ?” tanya mama dari luar kamar. Nika tidak menjawab. Nika. Hanya
diam dan menutup telinganya dengan bantal.
Fitri
adiknya datang menghampiri, “ Kak Nika kenapa , Ma?”. Mama yang ditanya tidak
menjawab hanya mengangkat bahu. Lalu pergi meninggalkan Fitri yang berdiri
didepan pintu.
“
Kak, kalau ditanya mama jawab donk! bukannya malah diam. Diam itu tidak
menyelesaikan masalah lo”. Kata Fitri.
“
Aku enggak jawab, kan bukan urusan kamu”, Kata Nika setengah beteriak dan
membuka pintunya.
“
Kak Nika jangan begitu donk, kasihan kan mama”.
“Memangnya
kamu tahu apa! Memangnya kamu mau aku dihina poppy, terus disebut ketinggalan
zaman, miskin, kampungan, “Nika bercekak pinggang.
“
Lho, untuk apa malu, Kak. Yang penting kita kan tidak mencuri, “ Jawab Fitri
“ Sudah ...
sana pergi kamu. Kalau papa masih ada,aku pasti tidak akan seperti ini, “ Nika
menggerutu dan menutup pintu kamarnya kembali.
*************************************************************************
Nika
dan Fitri memang sangat berbeda. Meskipun Nika usianya lebih tua, tetapi
sikapnya lebih kekanak-kanakan. Maklumlah, Nika anak pertama dan selalu dimanja
oleh papanya. Segala permintaan Nika selalu dikabulkan.
Tapi
sejak papanya meninggal, Nika bukanya sadar, tapi malah menjadi-jadi. Nika
selalu menuntut ini dan itu seperti ketika papanya masih ada.
Lain
dengan Fitri. Ia selalu rajin membantu mamanya. Setiap pagi sebelum berangkat
sekolah, Fitri menyapu rumah dan halaman, juga mencuci piring sehabis makan.
Pernah
suatu hari, Nika marah-marah karena mamanya tidak membelikan tas seperti milik
temannya. “ Mama enggak sayang lagi sama Nika, “ kata Nika cemberut.
“
Nika, nanti kalau Mama sudah punya uang lebih, Mama pasti akan membelikannya.”
Mamanya mencoba menjelaskan.
“
Iya, Ma! Tapi, kapan mama punya uangnya? Tanya Nika.
“
Ya ... kalau Mama dapat rezeki.” Jawab Mamanya seadanya.
Nika
semakin cemberut, ia berlari ke kamarnya dan menutup pintu dengan keras.
Mamanya hanya mengelus dada.
Begitulah Nika. Ia maunya sok kuasa memerintah dan
segala permintaannya harus selalu dituruti.
*************************************************************************
Suatu
hari Fitri bernyayi-nyanyi kecil di kamarnya . Ia sangat bahagia, karena besok
hari ulang tahun mamanya. Ia memandang ke atas meja belajarnya. Tampak lima
lembar uang lima ribu di atas buku. Nanti sepulang sekolah, ia akan ke pasar
membeli kado.
Fitri
mandi, namun alangkah terkejutnya dia ketika masuk kembali ke kamarnya. Uang di
aras meja hilang, Fitri memeriksa satu persatu bukunya tetapi tetap saja
uangnya tidak ditemukannya.
Fitri
menangis di kamar. Mamanya datang dan masuk ke dalam kamar untuk mengajak
sarapan. Nika yang melihat mamanya masuk kamar Fitri menghampiri di dekatpintu
dan menyimak pembicaraan mereka.
“
Mengapa kamu menagis, Fit?” tanya Mama. Fitri langsung menghapus air matanya. “
Ah, enggak kok Ma, hanya kemasukan debu”, Jawab Fitri sambil mengusap-usap matanya lagi.
“
Fitri nggak bohong?” mamanya menyelidik.
“
Ah Mama, benar kok Ma, lihat, mata Fitri merahkan?” Fitri membelalakkan matanya
dengan lucu.
Mamanya
tertawa.
Sementara Nika yang cemas
sejak tadi kini merasa lega. Tadi disangkanya Fitri akan mengadukan kalau
uanggnya hilang pada Mama. Nika kemudian menuju ke kamarnya karena takut ketahuan menguping.
“Ayo
segera ganti baju, nanti sarapannya terburu-buru.” Mama membuka pintu kamar dan menuju meja
makan.
Dalam
kamarnya Nika heran. Mengapa Fitri tidak mengatakan kalau ia kehilangan uang?
“ Fitri, kamu memang adik yang baik, kamu tak peernah
dendam jika aku menyakitimu, ”guman Nika.
*************************************************************************
Pagi-pagi
sekali, Fitri sudah terbangun. Dengan perlahan-lahan, ia membuka pintu kamar.
Fitri ke dapur . Fitri menyalakan
kompor, lalu menanak nasi.
Fitri
juga menyapu lantai, merapikan meja makan, lalu menyiapkan makanan. Setelah
semuanya selesai . Fitri mandi, lalu masuk kamar.
Ketika
Nika bangun, ia agak terkejut melihat makanan sudah tersedia di meja makan. “
Siapa yang melakukan semua ini? “Katanya
dalam hati.
Mama
terbangun. Ia juga terkejut melihat semuanya sudah rapi. Lantai sudah bersih,
makan pagi sudah tersedia.
“
Nika, Fitri ...,” panggil Mama.
“
Iya, Ma.” Nika dan Fitri menjawab dan mendekat
bersamaan.
Fitri
langsung mencium pipi mamanya. “ Selamat ulang tahun ya Ma.”
“
Selamat ulang tahun juga ya Ma,” kata
Nika sambil mencium mamanya.
Mama
kaget, lantas tersenyum, dia lupa ini hari ulang tahunnya. “emm, Siapa yang melakukan semua ini? ” tanya Mama
kemudian.
“
Nika dan Fitri, Ma, hanya ini yang mampu kami berikan pada Mama,” Kata Fitri.
Mama tersenyum.
Dalam
hati Nika terharu. Dia tidak menyangka kalau Fitri menyebut namanya juga. Ia
menyesal karena selalu menunjukkan sikap permusuhan kepada adiknya ini.
“
Tunggu Ma, ada sesuatu untuk Mama.” Nika segera berlari kecil ke dalam kamarnya. Sebentar kemudian
dia kembali lagi membawa sebuah kado.
“Mama,
ini dari Nika dan Fitri, bukalah Ma” Kata Nika sambil memberikan kado itu.
Fitri
terkejut karena namanya disebut juga.
Padahal kan biasanya kak Nika tidak pernah seperti ini.
“
Oh ... bagus sekali jilbabnya,” Mama sangat bahagia sekali tampaknya. “Kalian
berdua memang anak-anak mama yang baik. Terima kasih ya ... , biar Mama coba
dulu”, Mama langsung pergi ke kamar dan
memakai jilbabnya.
Nika
mendekati Fitri. “Fit, maafkan kak Nika ya, Kakaklah yang mengambil ... ,”
belum sempat Nikamelanjutkan kata-katanya tapi sudah dipotong oleh Fitri.
“ Sudahlah ,Kak, Yang lalu
biarlah berlalu,” Kata Fitri sambil tersenyum, Mereka kemudian tertawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar