Senin, 15 Juli 2013

Kado Untuk Mama



 
“ Braaak ! “, Nika membanting pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam ketika pulang sekolah. Nika kesal karena poppy selalu mengejek dia di depan teman-teman.
“ Nika, kamu kenapa ?” tanya mama dari luar kamar. Nika tidak menjawab. Nika. Hanya diam dan menutup telinganya dengan bantal.
Fitri adiknya datang menghampiri, “ Kak Nika kenapa , Ma?”. Mama yang ditanya tidak menjawab hanya mengangkat bahu. Lalu pergi meninggalkan Fitri yang berdiri didepan pintu.
“ Kak, kalau ditanya mama jawab donk! bukannya malah diam. Diam itu tidak menyelesaikan masalah lo”. Kata Fitri.
“ Aku enggak jawab, kan bukan urusan kamu”, Kata Nika setengah beteriak dan membuka pintunya.
“ Kak Nika jangan begitu donk, kasihan kan mama”.
“Memangnya kamu tahu apa! Memangnya kamu mau aku dihina poppy, terus disebut ketinggalan zaman, miskin, kampungan, “Nika bercekak pinggang.
“ Lho, untuk apa malu, Kak. Yang penting kita kan tidak mencuri, “ Jawab Fitri
“ Sudah ... sana pergi kamu. Kalau papa masih ada,aku pasti tidak akan seperti ini, “ Nika menggerutu dan menutup pintu kamarnya kembali.
*************************************************************************
Nika dan Fitri memang sangat berbeda. Meskipun Nika usianya lebih tua, tetapi sikapnya lebih kekanak-kanakan. Maklumlah, Nika anak pertama dan selalu dimanja oleh papanya. Segala permintaan Nika selalu dikabulkan.
Tapi sejak papanya meninggal, Nika bukanya sadar, tapi malah menjadi-jadi. Nika selalu menuntut ini dan itu seperti ketika papanya masih ada.
Lain dengan Fitri. Ia selalu rajin membantu mamanya. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Fitri menyapu rumah dan halaman, juga mencuci piring sehabis makan.
Pernah suatu hari, Nika marah-marah karena mamanya tidak membelikan tas seperti milik temannya. “ Mama enggak sayang lagi sama Nika, “ kata Nika cemberut.
“ Nika, nanti kalau Mama sudah punya uang lebih, Mama pasti akan membelikannya.” Mamanya mencoba menjelaskan.
“ Iya, Ma! Tapi, kapan mama punya uangnya? Tanya Nika.
“ Ya ... kalau Mama dapat rezeki.” Jawab Mamanya seadanya.
Nika semakin cemberut, ia berlari ke kamarnya dan menutup pintu dengan keras. Mamanya hanya mengelus dada.

Begitulah Nika. Ia maunya sok kuasa memerintah dan segala permintaannya harus selalu dituruti.
*************************************************************************
Suatu hari Fitri bernyayi-nyanyi kecil di kamarnya . Ia sangat bahagia, karena besok hari ulang tahun mamanya. Ia memandang ke atas meja belajarnya. Tampak lima lembar uang lima ribu di atas buku. Nanti sepulang sekolah, ia akan ke pasar membeli kado.
Fitri mandi, namun alangkah terkejutnya dia ketika masuk kembali ke kamarnya. Uang di aras meja hilang, Fitri memeriksa satu persatu bukunya tetapi tetap saja uangnya tidak ditemukannya.
Fitri menangis di kamar. Mamanya datang dan masuk ke dalam kamar untuk mengajak sarapan. Nika yang melihat mamanya masuk kamar Fitri menghampiri di dekatpintu dan menyimak pembicaraan mereka.
“ Mengapa kamu menagis, Fit?” tanya Mama. Fitri langsung menghapus air matanya. “ Ah, enggak kok Ma, hanya kemasukan debu”,  Jawab Fitri sambil mengusap-usap matanya lagi.
“ Fitri nggak bohong?” mamanya menyelidik.
“ Ah Mama, benar kok Ma, lihat, mata Fitri merahkan?” Fitri membelalakkan matanya dengan lucu.
Mamanya tertawa.
             Sementara Nika yang cemas sejak tadi kini merasa lega. Tadi disangkanya Fitri akan mengadukan kalau uanggnya hilang pada Mama. Nika kemudian menuju ke kamarnya  karena takut ketahuan menguping.
“Ayo segera ganti baju, nanti sarapannya terburu-buru.”  Mama membuka pintu kamar dan menuju meja makan.
Dalam kamarnya Nika heran. Mengapa Fitri tidak mengatakan kalau ia kehilangan uang?
“ Fitri, kamu memang adik yang baik, kamu tak peernah dendam jika aku menyakitimu, ”guman Nika.
*************************************************************************
Pagi-pagi sekali, Fitri sudah terbangun. Dengan perlahan-lahan, ia membuka pintu kamar. Fitri  ke dapur . Fitri menyalakan kompor, lalu menanak nasi.
Fitri juga menyapu lantai, merapikan meja makan, lalu menyiapkan makanan. Setelah semuanya selesai . Fitri mandi, lalu masuk kamar.
Ketika Nika bangun, ia agak terkejut melihat makanan sudah tersedia di meja makan. “ Siapa yang melakukan semua ini? “Katanya  dalam hati.
Mama terbangun. Ia juga terkejut melihat semuanya sudah rapi. Lantai sudah bersih, makan pagi sudah tersedia.
“ Nika, Fitri ...,” panggil Mama.
“ Iya, Ma.”  Nika dan Fitri menjawab dan mendekat bersamaan.
Fitri langsung mencium pipi mamanya. “ Selamat ulang tahun ya Ma.”
“ Selamat ulang tahun  juga ya Ma,” kata Nika sambil mencium mamanya.
Mama kaget, lantas tersenyum, dia lupa ini hari ulang tahunnya. “emm,  Siapa yang melakukan semua ini? ” tanya Mama kemudian.
“ Nika dan Fitri, Ma, hanya ini yang mampu kami berikan pada Mama,” Kata Fitri. Mama tersenyum.
Dalam hati Nika terharu. Dia tidak menyangka kalau Fitri menyebut namanya juga. Ia menyesal karena selalu menunjukkan sikap permusuhan kepada adiknya ini.
“ Tunggu Ma, ada sesuatu untuk Mama.” Nika segera berlari  kecil ke dalam kamarnya. Sebentar kemudian dia kembali lagi membawa sebuah kado.
“Mama, ini dari Nika dan Fitri, bukalah Ma” Kata Nika sambil memberikan kado itu.
Fitri terkejut karena namanya  disebut juga. Padahal kan biasanya kak Nika tidak pernah seperti ini.
“ Oh ... bagus sekali jilbabnya,” Mama sangat bahagia sekali tampaknya. “Kalian berdua memang anak-anak mama yang baik. Terima kasih ya ... , biar Mama coba dulu”,  Mama langsung pergi ke kamar dan memakai jilbabnya.
Nika mendekati Fitri. “Fit, maafkan kak Nika ya, Kakaklah yang mengambil ... ,” belum sempat Nikamelanjutkan kata-katanya tapi sudah dipotong oleh Fitri.
“ Sudahlah ,Kak, Yang lalu biarlah berlalu,” Kata Fitri sambil tersenyum, Mereka kemudian tertawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar