Minggu, 12 Januari 2014

Jalan- jalan ke bazaar buku



Oleh: Abi Aufaa
 
Yaa, seperti minggu- minggu kemarin, hari ahad ini berjalan seperti biasa. Tak ada kegiatan apapun yang kulakukan selain menemani istriku di rumah. Namun daripada uring- uringan di rumah, akupun mengajak istriku jalan- jalan. Kebetulan ada bazaar buku di halaman Perpustakaan dan Arsip Daerah (Perpustarda) Amuntai, dalam rangka “Gerakan Amuntai Gemar Membaca”. Pas banget nih. Daripada uring- uringan, daripada jalan- jalan gak jelas mending ke bazaar aja. Siapa tahu dapat buku- buku yang bermanfaat.

Benar sekali, pas udah sampai di halaman perpustarda. Terlihat beberapa stan yang memajang ratusan bahkan ribuan buku. Jadi pusing milihnya, apalagi buku- bukunya menarik semua. Diantara buku- buku yang menarik perhatianku, ada buku tentang bagaimana menjadi penulis, bagaimana menjadi pengusaha atau memulai bisnis, buku- buku tentang bahasa asing, namun sayang aku tidak menemukan buku belajar bahasa jepang, selain itu juga banyak buku tentang pengetahuan agama, umum dan novel. Wah, bingung. Pengen beli semuanya, andai saja uang tidak sedang menipis, hee.

Sambil nyari- nyari buku, banyak sekali kejadian menarik yang kuperhatikan. Misalnya saja, saat asyik milih- milih, tiba- tiba ada seorang bapak- bapak yang memintaku untuk memotretnya dengan gaya sedang memilih- milih buku. Wah, ada- ada saja nih bapak- bapak. Macam- macam yang kupikirkan tentang beliau. Pengen narsis juga, mungkin. Namun aku baru sadar, ternyata dia seorang guru saat ada beberapa orang muridnya menyapa beliau. Wah, ternyata guru gaul. Hee.

Kemudian, ada anak- bapak yang kompak milih- milih buku. Kesana kemari berburu, gak dapat- dapat juga. Entah buku apa yang dicari. Semangat yaa… terus ada juga seorang ibu muda yang membawa anak balitanya yang masih kecil, kecil- kecil udah terbiasa pakai jilbab. Cantik dan imut sekali. Aku sempat mikir, anakku nanti juga harus dibiasakan pakai jilbab seperti itu sejak kecil. Biar pas remaja dan dewasa ia tidak canggung lagi berjilbab dan berhijab dimanapun ia berada. Aamiin.

Setelah lama “mengobrak- abrik”, akhirnya aku dan istriku menemukan dua buah buku yang cukup menarik bagi kami, yaitu: The secret of happiness dan manusia pembelajar adalah manusia sukses. Selanjutnya kami pergi ke kasir untuk membayar. Lagi- lagi di sana aku melihat kejadian menarik. Ada seorang ibu muda dengan anaknya, kira- kira masih SD, sedang tawar menawar dengan kasir. Memang si ibu tahu harganya harga pas. Namun mau bagaimana lagi, uang yang dia bawa tidak cukup untuk membeli buku yang diinginkan sianak. Kulihat sikasir hanya menggeleng. Setelah cukup lama dan sikasir tetap tidak memberikan buku tersebut, si ibu akhirnya bertanya kepada sianak, mungkin dia membawa uang disakunya. Dan benar, ternyata sianak membawa uang. Namun sayang masih kurang seribu rupiah. Sekali lagi si ibu menawar kepada si kasir. Dia menawar agar sikasir bersedia memberi potongan harga seribu rupiah. Syukurlah, akhirnya si kasir mau memberikan buku tersebut dengan harga yang ditawar si ibu. Kasihan juga, menurut ku. Namun sekilas aku melihat si ibu memakai banyak perhiasan di tangannya. Aku hanya tersenyum. Ada- ada saja.

Setelah membayar harga buku yang kami beli, aku dan istriku memutuskan untuk pulang. Sebelum pulang kami jajan pentol dulu di taman kota yang terletak berseberangan dengan perpustarda. Di taman ini banyak sekali orang- orang yang datang. Selain untuk sekedar cari angin segar, cuci mata dan entahlah apalagi, taman ini merupakan tempat yang nyaman untuk istirahat melepas lelah sepulang bekerja. Selain rindang, terdapat pula lokalisasi jajanan seperti bakso, mie ayam, batagor, sate, pentol dan aneka minuman dan jus disekitar taman menjadi daya tarik tersendiri bagi warga untuk menjadikannya salah satu tempat favorit untuk dikunjungi.

Selesai membeli pentol, kami kemudian singgah sebentar di mini market untuk membeli beberapa keperluan di rumah. setelah itu, kamipun pulang kerumah tepat saat adzan maghrib berkumandang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar